Tiongkok, Negara Pertama yang Berani Membantu Palestina di Jalur Gaza

Nusantarakini.com, Jakarta –
Tiongkok adalah negara yang bergerak paling cepat membantu di Jalur Gaza. Kendati bukan merupakan negara yang warganya mayoritas seagama (dengan Palestina-red), dan bukan pula satu ras dan juga memiliki kebudayaan yang berbeda, namun tetap saja ribuan ton bantuan yang menyelamatkan ratusan ribu jiwa di Palestina diturunkan Tiongkok.
Setelah konflik berdarah di Gaza meletus banyak negara menutup mata, tapi Tiongkok langsung bergerak cepat memberikan bantuan kemanusiaan darurat untuk rakyat Palestina yang menderita.
Inilah rangkaian aksi nyata dan konsisten dari Tiongkok yang tanpa melihat ras maupun agama, namun dengan dasar Cinta Kasih (welas asih) sesama umat manusia.
- Tanggal 26 Oktober 2024, Tiongkok memberikan bantuan dana darurat kepada Otoritas Nasional Palestina dan UNRWA (Badan PBB untuk penggunsi Palestina). Di luar itu Tiongkok juga mengirim bantuan kemanusiaan darurat pertama ke Gaza berupa makanan dan obat-obatan.
- Pada bulan November tahun yang sama Pemerintah Tiongkok kembali mengirimkan 40 truk bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menunjukkan komitmen yang berkelanjutan.
- 27 Maret 2024 sebanyak 450 ton beras bantuan dari Tiongkok tiba di pelabuhan Sa’id, Mesir.
- 18-19 April tahun 2024, dua gelombang bantuan tambahan termasuk tenda, selimut, pakaian hangat, tepung dan perlengkapan medis tiba di bandara Al-Arish dan Pelabuhan Sa’id.
- Pada tanggal 1 Agustus 2024, Kantor Perwakilan Tiongkok di Palestina menandatangani perjanjian hibah dengan UNRWA untuk berkomitmen terus mendukung operasi kemanusiaan di Gaza.
- 17 Februari 2025 Pemerintah Tiongkok menandatangani kesepakatan dengan Menteri Pembangunan Sosial Palestina yang bekerja sama dengan Organisasi Amal Hasyimiyah Yordania untuk mengirim paket makanan bagi 60.000 keluarga di Gaza.
- 18 Februari 2025 gelombang pertama mulai didistribusikan berupa 12.000 paket makanan dari Yordania ke Gaza melalui jalur darat.
Lalu Amerika Serikat (AS) dan Israel memblokade bantuan ke jalur Gaza terkait rencana memindahkan warga Gaza ke seantero dunia. Pemerintah Tiongkok langsung mengecam blokade bantuan yang dilakukan Israel dan menegaskan bantuan kemanusiaan tidak boleh dijadikan senjata.
Dan Tiongkok tetap mengirim bantuan langsung ke jalur Gaza dengan 2 unit pesawat cargo Y20 yang dikawal 12 jet tempur menembus langit-langit udara Israel.
Tiongkok, negeri yang ribuan kilometer jauhnya dan berbeda keyakinan, tidak memilih diam. Mereka tetap mengirimkan beras, obat-obatan, tenda, dan secercah harapan.
Tiongkok tidak menunggu sorotan kamera atau pujian dunia, mereka hadir karena tahu bahwa penderitaan manusia tidak mengenal warna kulit, ras ataupun agama.
Dalam gelapnya penderitaan, puing-puing berserakan. Isak tangis anak-anak yang kehilangan keluarga kehilangan rumah, ada tangan yang terulur dari nun jauh.
Kehadiran bantuan dari Tiongkok adalah seberkas cahaya yang mengingatkan kita bahwa cinta kasih sejati tidak mengenai batas.
Karena saat luka manusia disembuhkan oleh tangan yang berbeda keyakinan, berbeda ras, itulah bentuk cinta kasih (welas asih) yang paling agung (tidak perlu berkobar-kobar). CINTA KASIH ATAS NAMA KEMANUSIAAN. [mc]
*Chen Yi Jing, Pemerhati Ekonomi dan Geopolitik.
