NUSANTARAKINI.COM _ Anies Baswedan besar di dunia akademis. Gerak langkah cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan berbasis pada riset, data dan fakta. Jaringan Relawan Nasional (Jarnas) menilai perlu digelar mimbar-mimbar akademis hingga daerah seperti di Jambi. Tujuannya untuk lebih menyosialisasikan gagasan, konsep hingga rekam jejak Bakal Calon Presiden (bacapres) Koalisi Perubahan ini.
Bidang Legal dan Kajian Strategis DPW Jarnas Jambi akan me-launching dan menggelar pertama kalinya Seri Kajian tentang Anies Baswedan. Tema pertama adalah “Menakar Peluang dan Tantangan Kemenangan Anies di Jambi”.
Ketua Jarnas ABW Jambi, Muhammad Agus Widiyanto akan menjadi nara sumber dalam Seri Kajian yang akan digelar Minggu, 19 Februari 2023 pukul 15.30-17.30 WIB di TBC Kota Baru, Kota Jambi. Narasumber lainnya Wasekjen Komunikasi Publik DPP PKS, Ahmad Fathul Bari serta Pengamat Sosial Politik, Profesor Nasrul Yasir.
Acara ini terbuka untuk umum. Dimaksud sebagai pengayaan, penambahan wawasan dan ilmu tentang Anies Baswedan, terutama bagi bagi relawan maupun anggota parpol pengusung.
Tema seri kajian ini nantinya beragam. Semuanya seputar Anies, baik pemikiran, sejarah hidup, konsep inspirasi hingga rekam jejak, masalah kontekstual dan lain-lain.
Seri Kajian ini targetnya digelar rutin dengan nara sumber yang beragam. Tempat juga bergilir, dengan maksud agar lebih dinamisas antara simpul relawan maupun parpol pendukung.
Rekam Jejak Anies Baswedan di Bidang AkademisMenurut dia, dari dunia akademis sesungguhnya Anies berasal dan dibesarkan. Wawasan akademis sangat mewarnai rekam jejak Anies. Mulai terlihat semasa menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa UGM tahun 1992, Anies turut membantu lahirnya kembali Senat Mahasiswa setelah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM sebagai lembaga eksekutif dan mempromosikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya Anies dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Anies
juga turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial berhadiah (SDSB) pada November 1993 di kota Yogyakarta, yang berujung pada pembubaran SDSB.
Sampai ketika mengambil master (S-2l di University of Maryland school of public Policy. Saat mengambil P.hD bidang Ilmu Politik di Northern Illinois University. Anies bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampus dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang Ilmu Politik pada tahun 2004.
Disertasi yang dibuatnya berjudul “Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia”, menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten atau kota di Indonesia. Anies mendapatkan gelarnya pada tahun 2005.
Ketika kembali ke Indonesia, saat bekerja sebagai konsultan di Partnership UNDP, Anies menyusun Key Performance Index (KPI). KPI ini kemudian diadopsi pemerintah dan implementasinya ke seluruh pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Serta, masih banyak konsep-konsep Anies yang di pakai oleh instansi pemerintah maupun swasta hingga sekarang. Karena itulah pentingnya seri kajian tentang Anies gencar di gelar di daerah.