Nusantarakini.com Hari minggu kemarin, 18 Juni 2017, Iran mengirim misil ke sarang ISIS di Deir al Ziour, wilayah timur Syriah, dan berhasil membunuh sebagian besar teroris di sana dan menghancurkan peralatan dan senjata. Demikian laporan dari new york post. Serangan itu segera mendapatkan reaksi dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebagaimana diberitakan Times of Israel. Beberapa jam setelah serangan itu, PM Israel mengatakan bahwa serangan missil itu adalah bagian dari ancaman pada Israel. PM Israel memperingatkan, “Saya punya satu pesan untuk Iran. Jangan mengancam Israel.” Netanyahu mengatakan bahwa kekuatan Israel terus menerus mengawasi pergerakan Iran di kawasan.
Serangan itu sebagai aksi balasan atas serangan Isis di Teheran pada 7 Juni 2017 kemarin, yang menewaskan 18 orang sipil dan melukai 43 orang. Serangan itu memasang target pada parlemen iran dan makam Ayatollah Ruhollah Khomeini. Negara Islam ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan misil balistik itu adalah serangan pertama Iran ke luar teritorinya setelah perang Irak-Iran 1980-1988. Serangan itu melewati Irak dan mendarat ke Syriah melewati 600-700 kilometer. Pimpinan Garda Revolusi Iran, Jendral Amir Ali mengatakan bahwa itu memperlihatkan kemampuan dan kapasitas intelejen Iran menghadapi kelompok jihadist.