Nusantarakini.com, Jakarta –
Kemenangan Anies – Sandi sulit diingkari memang merupakan efek bangkitnya politik pribumi menghalau pengaruh kapital pengusaha Cina. Boleh juga dikata, Pilkada DKI sulit menyangkal bahwa ada perasaan anti pengaruh politik dan ekonomi Cina di dalamnya.
Suasana kebatinan tersebut rupanya merembet kepada komentar tidak pantas Uli Panjaitan, yang juga putrinya Menteri Luhut Panjaitan, terhadap Erwin Aksa, kerabat dekat Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI.
”Saya punya masalah dengan omongan Erwin Aksa yang bilang, helikopter ini milik pengusaha pribumi. Huh?
Jadi kalau heli pribumi ngga papa, Kalau heli Cina ngga boleh? Kampret!
Sumpah, bangsa kita bisa pecah kalau orang yg masih ngomong SARA seperti ini. Memalukan!
Keluarga orang Nomor dua pula lagi,” ujarnya di media sosial.
Kontan saja komentar mengungkit nada rasial ini heboh. Banyak media menyorotinya.
Komentar Uli Panjaitan muncul ketika Erwin Aksa menyatakan bahwa Anies Baswedan yang menemui Ahok di Balaikota menggunakan helikopter milik pengusaha pribumi. Bukan milik James Riady, seorang pengusaha Cina, seperti yang disangka banyak orang.
Sensitifnya Uli Panjaitan terhadap pernyataan Erwin Aksa tersebut memang memgherankan. Adakah kepentingan dia terugikan dengan menguatnya sentimen anti pengaruh politik modal pengusaha Cina? “Mengapa malah dia yang sewot, ya? Orang Cina aja kagak. Jangan-jangan dia pendukung Cina berat atau pengawal Cina?” ujar Darmawi, penduduk Grogol.
Memang banyak yang mengamati, Luhut Panjaitan sangat kuat memback up agar Ahok terpilih jadi gubernur. Ternyata kemampuannya dikalahkan oleh takdir Tuhan.
Apalah daya. Walaupun seorang jenderal intelijen yang dikenal berpengaruh, jika Tuhan telah berkehendak, rontok itu barang, ibarat kata mendiang Soetan Batoegana Siregar.
Namun bagaimanapun, sewotnya Uli kepada Erwin Aksa jangan-jangan merefleksikan ketegangan Luhut Panjaitan versus Jusuf Kalla, sang Political Maker paling bersinar hari ini. Siapa tahu cerita politik merembes hingga ke ruang keluarga? (dft)