Nasional

Ya. Islam Radikal Yang Menangkan Anies-Sandi. Masalah Buat Loe?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Kemenangan Anies-Sandi disorot oleh orang asing sebagai kemenangan Islam radikal di Jakarta sekaligus sinyal naik pasangnya Islam radikal di Indonesia. Di sisi lain, beberapa kalangan terusik dan berusaha menangkis pelabelan yang diberikan asing itu. Mereka merasa bahwa pelabelan asing itu ibarat menyemprotkan taik ayam ke wajah mereka yang biasa wangi dan penuh topeng. Mereka hawatir hubungan kepentingan mereka dengan orang asing jadi renggang jika pelabelan itu mengenai identitas mereka sehingga dapat merugikan kepentingan pribadi mereka selanjutnya.

Bagi kita yang tidak ada urusan dengan orang asing, mau mereka bilang bangkitnya Islam radikal, Islam militan, ekstremisme Islam atau Islam anti asing, nggak peduli. Cap itu hanya dikeluarkan oleh orang asing karena memang kepentingannya terganggu dengan bangkitnya perlawanan orang Islam menghalau kaum para penyolong nasib dan masa depan mereka.

Sadar orang Islam mulai sadar dan bergerak, sehingga kedok asing dan kaki tangannya di Indonesia tersingkap, apalagi yang asing bisa lakukan kecuali keluarkan jurus lama yang paling jelek, yaitu umbar cap dan label. Mereka kira cap dan label yang mereka produksi laku bagi orang Islam yang bergerak. Paling yang kepanasan hanya orang-orang yang memanfaatkan dan menunggangi orang Islam.

Mereka ini tahunya nyari enaknya saja. Adapun risiko bersama dengan gerakan Islam, mereka nggak mau.

Orang-orang semacam ini harusnya ditendang keluar dari pergerakan rakyat yang mengambil suluh dan dayanya dari ajaran Islam. Saat mereka selamat dari risiko dan mulai nyaman dalam kekuasaan, paling nanti dari mulutnya keluar nyinyir anyir tidak mau diidentifikasi sebagai bagian gerakan Islam.

Bisa-bisa dia bilang lagi preman berjubah terhadap FPI. Orang semacam ini, biasanya agenda utamanya hanya kepentingan pribadi. Agenda rakyat, agenda umat, agenda ideologi, dan sebagainya, hanya tunggangan belaka bagi dirinya untuk bermain-main di arus kekuasaan.

Jadi kembali kepada soal islamophobia yang belakangan mulai mendenging di telinga dengan macam-macam sebutan, itu tak perlu digubris.

Umat Islam yang kebetulan marginal ini, hendaknya dimajukan dan diangkat ke tengah berkat mandat yang telah mereka berikan supaya tidak lagi menjadi sasaran eksploitasi ekonomi dan politik. Biarkan asing jadi anjing menggonggong. Masa asing nggak pernah gantian jadi gukguk.

~ John Mortir

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top