Panitia Musyawarah Nasional Partai Golkar mengharuskan kandidat ketua umum untuk memberikan sumbangan. Menurut panitia pengarah, sumbangan kandidat ketum Golkar tersebut diperlukan untuk membantu pembiaayan munas. Panitia sejauh ini belum menentukan besaran sumbangan kandidat ketum tersebut. Namun panitia memperkirakan besaran sumbangan sekitar Rp 5 Milyar hingga 20 Milyar.
Syarat sumbangan kandidat ketum ini ditanggapi beragam oleh kader Golkar. Bambang Susatyo, timses Ade Komarudin mengatakan persyaratan sumbangan ini merupakan langkah mundur. Sedangkan Hajriyanto menyatakan setuju dengan adanya syarat sumbangan tersebut. “Ini sebagai cara bersama atau gotong royong mendanai Munas”, jelas Hajriyanto.
Dimintai pendapatnya tentang syarat sumbangan ini, Dendi Susianto, Direktur Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI) mengatakan bahwa hal ini merupakan jalan tengah. “Ini adalah jalan tengah yang harus dilakukang oleh partai Golkar”, ujar konsultan politik yang sudah banyak menangani Pilkada. Menurut Dendi Susianto, jalan tengah ini harus dilakukan karena partai Golkar tidak ingin terjadi praktek politik uang di arena Munas. Disisi lain, panitia membutuhkan biaya operasional yang cukup besar untuk menyelenggarakan Munas. Dengan cara ini munas dapat diselenggarakan dan praktek politik uang bisa dicegah seminimal mungkin. (*Mayang Kemuning)