Begini Suku dan Agama di Tiongkok yang Patut Anda Ketahui

Nusantarakini.com, Jakarta –
TIONGKOK tidak melarang warganya untuk beragama dan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Bahkan seluruh tempat ibadah disiapkan atau dibangun oleh pemerintah. Penjaga Mesjid (marbot), Vihara/Klenteng, dan gereja digaji oleh pemerintah. Bahkan ini diatur dalam undang Undang Negara Nomor 33.
Ibadah tidak boleh ditempat umum. Misalnya di tempat komersial, ruko atau mall itu dilarang. Dan ibadah tidak boleh menganggu kertertiban umum. Dan paling penting jangan coba-coba untuk mendirikan organisasi keagamaan, itu dilarang. Demikian juga dilarang membawa budaya agama asal.
Ini dilakukan Pemerintah Tiongkok untuk menjaga dan melestarikan kemurnian budaya dan kearifan lokal yang selama ribuan tahun diajarkan secara turun menurun, sebagai jatidiri bangsa.
Di Tibet yang dihuni suku minoritas Zhang Cu (Suku Zhang) yang mayoritas beragama Buddha, pemerintah menjamin dan membangun tempat-tempat ibadah untuk umat Buddha di sana. Bahkan dijadikan sebagai tempat tujuan wisata.
Namun saat ini Provinsi Tibet setengah tertutup. Semua suku minoritas di Tiongkok bahkan termasuk Suku Zhang sendiri yang diluar Tibet dilarang masuk ke Tibet.
Orang asing tidak cukup dengan visa Tiongkok saja untuk berkunjung ke Tibet, tapi juga diperlukan sejenis surat jalan khusus agar bisa masuk ke Tibet. Itupun kepengurusannya harus melalui Biro Tour dalam Negeri Tiongkok dan tidak dapat melalui kedutaan. Prosesnya juga cukup lama.
Kemudian, juga ada kebijakan khusus lainnya, bahwa yang bisa ke Tibet hanya Suku Han, itupun sama, harus dengan rekomendasi Biro Tour, tidak bisa nyolonong datang sendiri. Dan tempat yang dapat dikunjungi juga terbatas sesuai dengan yang diatur pemerintah.
Informasi menarik lainnya adalah, Rakyat Tibet disubsidi pemerintah. Misalnya untuk membeli TV hanya 100 RMB, kulkas 150 RMB untuk ukuran besar. Rakyat diperbolehkan melakukan tambang perak buat souvenir untuk turis atau dijual ke daerah lain.
Sedangkan emas dan minyak bumi tidak boleh dieksploitasi. Jadi ini yang dilarang di Tibet, bukan agama Buddhanya. Tapi untuk membatasi gerakan separatis yang ingin mengacaukan keamanan negara, dan ingin memisahkan diri dari kesatuan RRT. Demikian juga suku Uighur (Wei Wu Er Zu) yang ada di Xin Jiang yang penduduknya mayoritas umat muslim.
Provinsi Xin Jiang adalah provinsi terbesar di Tiongkok yang memiliki luas 1,66 juta Km², hampir dua kali Pulau Jawa. Xin Jiang ada umumnya dibagi menjadi Xin Jiang Utara, Xin Jiang Barat/Timur dan Selatan/Barat, serta Xin Jiang Timur.
Xin Jiang Utara berbatasan dengan Provinsi Qin Han dan Gan Su, yang dihuni suku minoritas HUI ZU yang juga mayoritas beragama Islam. Selama ratusan tahun tidak pernah ada gejolak apapun. Dan Suku Hui dengan Suku Uighur berbaur dan hidup berdampingan dengan damai selama ini.
Di Tiongkok, Agama Islam lebih dikenal dengan sebutan HUI JIAO, agama Suku Hui. Karena selama ratusan tahun bahkan ribuan tahun Suku Hui telah beragama Islam dan menyebar ke seluruh daratan Tiongkok.
Sedangkan di Xin Jiang Selatan berbatasan dengan Provinsi Tibet, dan Xin Jiang Barat berbatasan dengan Kirgistan, Tajikistan dan Kazakhstan. Di sini juga pernah berdiri Republik TURKISTAN TIMUR yang hanya berumur tiga bulan, lalu bubar dan bergabung kembali ke Tiongkok.
Sampai saat ini daerah inilah yang terkadang muncul gejolak teror yang oleh Media Barat digiring dan dipropagandakan seolah-olah Pemerintah Tiongkok memiliki sikap anti Islam.
TAHUKAH ANDA :
Dari tahun 2009 hingga 2015 ada banyak serangan teroris oleh Jihadis Uighur, untuk itulah Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk benar-benar melakukan tindakan.
Selama puncak perang Suriah, sekitar lebih dari 18.000 Muslim Uighur yang diradikalisasi berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS ciptaan Amerika Serikat untuk menggulingkan Rezim Assad.
China Belt and Road Initiative (BRI) memiliki lebih dari 1000 kereta barang dan truk yang mengangkut barang dari Tiongkok ke Asia Barat, Asia Tengah, Timur Tengah, hingga Eropa. Sebagian besar harus melewati Xin Jiang. Dan banyaknya jaringan pipa minyak/gas dari Asia Tengah melewati Xin Jiang untuk menggerakkan industri Tiongkok.
Xin Jiang yang tidak stabil dan bergejolak akan mendatangkan malapetaka pada industri ekonomi Tiongkok. Para Jihadis Uighur setelah kembali ke Xin Jiang dikabarkan melakukan gerakan teror dan akhirnya dihajar habis-habisan oleh Pemerintah Tiongkok. Sehingga bukanlah Agama Islam yang dihajar, tapi bagaimana yang dipahami Tiongkok bahwa AS beroperasi untuk menghambat BRI dan menciptakan propaganda Anti-Tiongkok.
Di Dong Bei (Tung Pei) Utara Timur ada 3 provinsi bekas jajahan Jepang dari tahun 1938 sampai 1945 yang dikenal dengan Mancu Guo Islam juga banyak tersebar di daerah tersebut.
Saat ini sangat tidak sulit untuk menemukan masakan halal untuk muslim, apalagi di kota kota besar seperti Beijing (Pei Jing), Shang Hai, maupun Guang Dong (Kuan Tung).
Pemerintah Tiongkok menjamin semua agama untuk berkembang di Tiongkok, yang dilarang adalah ormas keagamaan dan budaya agama asal. Terlebih daerah yang kental agamanya, lalu ada kelompok separatis yang didukung pihak asing untuk memisahkan diri seperti contoh di atas, maka hukum akan ditegakkan.
AGAMA tidak boleh masuk ke ranah politik dan juga tidak ada dalam sistem pendidikan di Tiongkok. Demikian juga agama tidak dicantumkan dalam indentitas diri KTP. Agama adalah urusan individu/keluarga dengan Tuhannya, Pemerintah Tiongkok tidak peduli dan menjaminnya dalam UU Negara.
Ini adalah demi menjaga persatuan dan kesatuan Republik Rakyat Tiongkok serta menjaga stabilitas dan keamanan. Sehingga pembangunan berjangka dan pengentasan kemiskinan bisa diprogamkan secara masif dan berjalan dengan tenang untuk mencapai target. Sama seperti Indonesian; NKRI harga mati. Dan juga untuk melindungi kemurnian ajaran leluhur yang merupakan jati diri Bangsa Tiongkok.
Sedangkan suku minoritas selalu mendapat subsidi dan dukungan dari pemerintah (mendapatkan prioritas). Lima propinsi yang dihuni suku minoritas dari 34 provinsi yang ada di Tiongkok diberi otonomi khusus.
Kelima propinsi itu adalah:
1. Monggolia (Nei Mong Gu), dihuni minoritas Monggol.
2. Xin Jiang (Wei Wu Er Zu), Suku Uighur.
3. Xi Chang (Tibet) dihuni mayoritas Suku Zhang (Zhang Zu).
4. Provinsi Guang Xi, Suku Chuang,
5. Provinsi Ning Xia yang dihuni Suku Miao (Miao Zu).
Ini menandakan Pemerintah Tiongkok sangat memprioritaskan suku minoritas yang tersebar di seluruh Tiongkok.
Demikian Tiongkok mengelola negaranya yang terdiri dari 56 suku dan berbagai jenis agama yang berkembang di sana.
Bagaimana menurut Anda? Salam damai untuk Indonesia maju. [mc]
*Chen Yi Jing, Pemerhati Sosial Budaya dan Geopolitik.
(Foto: Oase.id)
