Satire

Ssssttt…., Ada Bunglon Ikut Pilkada Kota Bekasi

Ilustrasi Foto Pilkada Serentak 2024. (Foto: Antara)

Kalau Bunglon berubah-ubah warna demi bertahan hidup menjaga keselamatannya dari serangan hewan predator lainnya. Kalau bakal calon walikota sering gonta-ganti partai politik demi apa ya “Guys”? Mungkin semata-mata demi jabatan dan kekuasaan. Atau juga untuk manipulasi dan supaya bisa korupsi?

Nusantarakini.com, Bekasi –

Terlepas punya kemampuan atau tidak, yang pasti setiap orang berhak dan bisa ikut kontestasi pilpres, pilgub maupun pilwako dan pilbup.

Dalam iklim demokrasi, negara memberi ruang yang luas dan terbuka untuk setiap rakyatnya memillih dan dipilih. Bagaimana jika ada Bunglon ikut pilkada? Eit, tunggu dulu, ini bukan bunglon binatang reptil yang sesungguhnya lho. Biar ngga gagal paham atau baper berlebihan, yang dimaksud Bunglon di sini adalah sifatnya yang bisa berubah-ubah atau mudah berganti-ganti warnanya. Jadi Bunglon hewan ya “Guys,” bukan hewan melata yang sesungguhnya ikut pilkada.

Kota Bekasi, kota bertajuk Patriot ini akan menghelat pilkada, sama dengan ratusan kota lainnya yang mengikuti pilkada serentak di Indonesia pada 28 November 2004 mendatang.

Menariknya, ada salah satu sosok yang digadang-gadang menjadi bakal calon wakil walikota di Kota Bekasi yang ramai dibicarakan karena identik dengan sifat Bunglon. Kenapa disebut Bunglon? Kalau bunglon itu sering berganti-ganti warna, calon walikota yang satu ini sering berganti-ganti partai politik. Serupa tapi tak sama, bunglon dan bakal calon walikota Bekasi. Serupa sifatnya yang tidak konstan atau tetap alias suka berubah-ubah dalam komitmen dan konsistensi. Tak sama karena yang satu binatang yang satunya lagi manusia.

Namun betapapun hanya menjadi ilustrasi dari sifat yang sama, itu menjadi sesuatu yang prinsip dan fundamental. Terlebih bagi seorang pemimpin yang akan mengambil amanat dan tanggungjawab dari kehidupan rakyatnya. Sifat yang suka berubah-ubah atau berganti-ganti warna bagi hewan bunglon itu menjadi strategi untuk keselamatannya. Bunglon melakukan itu sebagai bentuk manipulasi keberadaanya dari pelbagai serangan musuh atau predator dari luar. Begitulah cara Bunglon mencari aman.

Pertanyaannya, bagaimana jika seseorang menggunakan sifat Bunglon untuk kepentingannya, terlebih dalam kontestasi pilkada Kota Bekasi? Akankah ia melakukan manipulasi jatidirinya dengan berubah-ubah atau berganti partai politik seperti Bunglon hanya untuk jabatan dan kekuasaan semata?

Konstelasi pilkada Kota Bekasi semakin terlihat “hot” dan “sexy.” Pasalnya, ada sosok bakal calon walikota yang diasosiasikan sebagai bunglon diusung oleh partai politik yang terkenal dengan kekuatan karakternya. Partai yang berlambang hewan itu juga sangat ideologis, intim dengan proses “struggle” dan memiliki stamina yang tangguh dalam mengambil kebijakan oposisi. Sebuah partai politik yang sangat intim dengan penderitaan dan begitu akrab dengan penindasan. Partai politik yang pemimpinnnya menjadi legenda hidup. Pemimpin perempuan yang kuat dan tegas dalam prinsip serta tak mudah dalam rayuan atau godaan jabatan dan kekuasaan. Begitupun partainya banyak memiliki kader petarung, ideologis dan tetap spartan menghadapi tekanan politik.

Sangat disayangkan jika calon walikota yang diusung begitu mencolok perbedaan karakter dan kontradiktif rekam jejaknya dengan partai poltik dan pemimpinnya. Pemimpin dan partai pengusungnya, setia, loyal dan militan terhadap perjuangan ideologinya. Sementara calon walikota yang diusungnya, tidak setia, tidak loyal dan militan terhadap partai politik, apalagi pada ideologi perjuangannya. Sering berganti-ganti atau berubah-ubah, yang penting “gue” selamat dan bisa mendapatkan tujuan “gue,” apalagi kalau bukan jabatan dan kekuasaan. Hari ini “gue” partai A, besok partai B, lusa partai C dan seterusnya gonta-ganti partai sesuai kebutuhannya.

Masa bodoh dengan partai poltik, yang penting “gue” bisa mencapai tujuan “gue.” Meski sering gonta-ganti partai, “Gue” ngga peduli menjadikan partai politik hanya sebagai Kuda tunggangan saja. “Gue” jadi pejabat dan semua orang akan “Gue” sikat, orang maupun harta kekayaan. Ala-ala Machiavellis gitu lho “Guys.” Sampai pubik berbisik-bisik nyaring sekeliling kota Bekasi, Ssssstttt, …. ada Bunglon ikut pilkada kota Bekasi. [mc]

Bekasi Kota Patriot, 12 Muharram 1446/18 Juli 2024.

*Yusuf Blegur, Mantan Presidium GMNI.

Terpopuler

To Top