Nusantarakini.com, Jakarta –
Di tengah maraknya judi online yang semakin meresahkan masyarakat, sebuah tragedi rumah tangga yang melibatkan pasangan suami istri anggota kepolisian menjadi sorotan publik dan keluarga besar Polri. Kejadian ini terjadi saat sang istri, yang telah lama memendam emosi dan tekanan psikologis, meluapkan amarahnya kepada sang suami hingga berujung pada kematian.
Kisah memilukan ini dimulai dari perselisihan kecil yang kemudian berkembang menjadi konflik besar. Sang istri, yang juga seorang anggota kepolisian, tak mampu lagi menahan emosi yang telah lama menghimpit akhirnya meledak, tak terelakkan. Dipicu oleh berbagai tekanan dan permasalahan dalam rumah tangga mereka.
Tragedi yang menimpa keluarga Polri ini menambah catatan panjang kriminal di lingkungan kepolisian. Sebelumnya terjadi kasus bunuh diri anggota Polri di Jakarta Selatan. Belum tuntas kasusnya, menyusul kejadian istri membakar suami.
Hal ini tentu tak saja menyisakan duka yang dalam bagi keluarga dan korban, namun keprihatinan kita sebagai anggota masyarakat yang berada di bawah lindungan keamanan Polri dari ancaman keamanan dan tindakan pelanggaran hukum. Tak dipungkiri, ini membuat kita resah dan khawatir, sebab lembaga negara yang bertugas melindungi segenap warga negara justru terjebak dalam tindakan melawan hukum.
Publik dan keluarga besar Polri kini tengah berduka dan berharap agar tragedi ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih peka terhadap kondisi psikologis dan kesejahteraan anggota keluarganya. Tak hanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk memberantas judi online yang semakin marak dan meresahkan masyarakat, namun perlu adanya langkah antisipasi dengan pendekatan fokus pada aspek psikologis, moral, dan mental bagi penegak hukum. Judi online telah memberikan dampak yang mengerikan, tidak hanya pada para pelakunya tetapi juga pada keluarga korban. Banyak pihak yang terjerat dalam lingkaran perjudian ilegal ini, mengalami masalah finansial, hingga menimbulkan ketegangan dalam hubungan keluarga. Kejadian tragis yang menimpa pasangan polisi ini menjadi bukti nyata betapa seriusnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh judi online.
Tanggung jawab atas kejadian ini tak bisa dibebankan kepada lembaga Polri atau Kapolri, karena berbagai kasus kriminal anggota Polri tidak selalu diakibatkan oleh internal sistem Polri, namun juga terdapat faktor eksternal sebagai pemicunya. Salah satu contoh pada kasus ini, emosional istri kepada suami yang telah menghabiskan uang keluarga untuk bermain judi online. Di sisi lain, praktek judi online menjadi marak diakibatkan oleh berbagai hal yang melibatkan berbagai oknum lintas lembaga. Judi online merupakan permainan ilegal yang dapat diakses melalui jaringan komunikasi internet, sedangkan penggunaan uang judi sebagai taruhan menggunakan layanan perbankan. Karena kasus ini dipicu oleh permainan berbasis teknologi internet, perbankan, permainan, dan lainnya, maka pimpinan tertinggi yakni Presiden Jokowi harus terlibat aktif mencari solusi agar kejadian tidak terulang lagi, mengingat judi online dapat beroperasi oleh adanya dukungan berbagai pihak, antara lain terkait komunikasi internet, provider, perbankan, perijinan, dan sebagainya.
Tugas dan tantangan Polri di bawah Kapolri, Jenderal Listyo Sigit, semakin berat dan kompleks. Tentu bukan hal yang mudah bagi Kapolri dalam menuntaskan berbagai persoalan yang ada dalam tubuh jajarannya. Barangkali tak hanya melakukan evaluasi dan perbaikan sistem dan aturan tata kelola Polri, namun lebih dari itu perlu adanya perhatian khusus yang berkelanjutan terkait psikologis, mental, dan moral personal Polri sebagai pengayom masyarakat dan penegak hukum.
Kasus serupa juga pernah terjadi di negara lain. Di Amerika Serikat, pada tahun 2019, seorang perwira polisi di St. Louis, Missouri, menghadapi tuduhan setelah menembak dan membunuh pacarnya. Pemerintah setempat segera menahan perwira tersebut dan mengajukan dakwaan pembunuhan. Di Inggris, pada tahun 2020, seorang petugas polisi di London ditangkap karena membunuh istrinya, dan pemerintah Inggris melalui Metropolitan Police Service (MPS) melakukan penyelidikan independen serta meningkatkan sumber daya untuk layanan kesehatan mental.
Di Australia, pada tahun 2018, seorang petugas polisi di Sydney didakwa setelah membunuh suaminya, dan polisi New South Wales memperkenalkan program kesejahteraan yang lebih baik. Di Kanada, pada tahun 2021, seorang anggota Royal Canadian Mounted Police (RCMP) di British Columbia didakwa atas pembunuhan suaminya, dan RCMP memperluas program kesehatan mental mereka serta memperkenalkan kebijakan baru yang menekankan deteksi dini masalah kesehatan mental.
Semoga kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan memberikan dukungan kepada sesama, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup yang semakin kompleks. [mc]
Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa 11 Juni 2024 – 11:27 Wib.
*Agusto Sulistio, Pegiat Sosial Media.