Politik

Tekanannya Tak Sekencang di Pilpres 2024: Parpol, Relawan dan Pendukung Anies Harus Solid dan Komit!

Anies dan Gus Imin bersama jutaan pendukungnya saat kampanye di Makassar/IST

Nusantarakini.com, Yogyakarta –

Mayoritas warga Jakarta, pengamat dan profesional banyak yang menginginkan dan mendorong Anies Baswedan kembali maju di Pilkada Jakarta 2024. Di sisi lain, sejumlah pihak khawatir kejadian tentang banyaknya penyimpangan dan kecurangan Pilpres 2024 akan kembali terjadi di pilkada ibu kota.

Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr. Dimyati M.Si, menilai kekhawatiran ada kecurangan di Pilkada termasuk Pilgub Jakarta merupakan hal yang wajar. Kekhawatiran tidak hanya dirasakan para pendukung saja, namun calon yang maju mungkin juga khawatir kejadian di Pilpres 2024 terulang di Pilkada.

“Bisa jadi calon di pilkada yang lain mungkin juga punya kekhawatiran yang sama karena ada contoh yang tidak baik pada pelaksanaan Pilpres 2024 kemarin,” kata Prof Dimyati dikutip KBA News, Sabtu, (18/5/2024).

Tokoh Betawi dari berbagai wilayah di Jakarta silaturahmi ke Pendopo Anies Baswedan untuk memintanya kembali memimpin Jakarta. (Foto: Istimewa)

Prof. Dimyati meyakini, ketika Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta, penyimpangannya tidak sevulgar dibanding Pilpres 2024. Artinya kekhawatiran tidak perlu berlebihan terhadap pelaksanaan Pilgub DKI.

Alasannya, lanjut dia, karena masyarakat Jakarta dari sisi pendidikannya relatif lebih tinggi, informasi atau melek perkembangan politik, rata-rata perekonomian lumayan tinggi, dan lainnya.

“Warga Jakarta tidak semudah dicurangi dengan pemberian bansos, mohon maaf, dibanding dengan daerah lain. Kalau saya kekhawatiran itu wajar. Tapi melihat konteks ini Jakarta bukan daerah lain, artinya SDM baik, ekonomi lebih baik, tingkat pendidikan lebih tinggi, tentunya akan mempengaruhi perilaku pemilih,” ungkapnya.

Di samping itu, Prof. Dimyati juga berpendapat, jika Anies Baswedan maju, tekanannya tidak seberat dibanding saat Pilpres 2024. Alasannya Pilkada digelar November 2024, sementara Jokowi lengser pada Oktober 2024.

“Logikanya, setelah lengser tidak punya otoritas penuh karena sudah tidak pegang kewenangan. Cengkeramannya tidak begitu kuat dibanding saat masih berkuasa yang bisa mengendalikan birokrasi pemerintahan,” paparnya.

Jadi, lanjut dia, kekhawatiran terhadap Pilgub Jakarta tidak perlu berlebihan. Justru sebaliknya, partai pengusung, relawan, dan pendukung harus solid memenangkan Anies Baswedan.

“Komitmen itu sebenarnya yang lebih penting,” pungkasnya seperti dilansir Kbanews. [mc/kba]

Terpopuler

To Top