Mobilitas dengan ongkos sendiri, tanpa akomodasi, bekerja tak mengenal waktu dan tempat bahkan tak ayal harus meninggalkan keluarga. Relawan Anies begitu spartan, gerilya politik dengan pengorbanan dan kesadaran spiritualitas yang tinggi.
Nusantarakini.com, Bekasi –
Satu hingga dua tahun terakhir, semarak dan geliat relawan yang menyuarakan figur Anies, seiring waktu telah menjadi magnet politik nasional. Inisiasi, kreativitas dan inovasi menjadi energi yang mendukung pencalonan Anies sebagai capres dikumandangkan sejak dini. Tanpa bantuan dana, APK dan pelbagai fasilitas para relawan terus bergelombang menyalurkan aspirasi dan pilihan politiknya pada figur Anies Baswedan.
Ada harapan dan keinginan perubahan yang begitu tinggi digantungkan pada Anies demi merasakan Indonesia yang lebih baik. Rekam jejak, rekam karya dan rekam prestasi menjadi faktor utama menggerakan relawan terus mendukung Gubernur Jakarta Periode 2017-2022 untuk menjadi presiden Indonesia dalam pilpres 2024. Di mata sebagian besar rakyat pada umumnya dan para relawan khususnya, Anies dinilai sebagai pemimpin yang otentik, yang bisa membawa Indonesia menjadi lebih adil dan beradab. Anies diyakini akan membebaskan rakyat Indonesia dari keterjajahan, baik yang dilakukan oleh bangsa asing maupun oleh bangsanya sendiri.
Kehadiran relawan Anies setelah ditetapkan pasangan Anies dan Gus Imin sebagai capres-cawapres yang telah resmi dan terdaftar di KPU RI, kini menjadi Pejuang AMIN. Dari Relawan Anies kemudian menjadi Pejuang AMIN begitu menakjubkan, lebih dari sosialisasi dan komunikasi mereka mengajak sekaligus meyakinkan perubahan akan datang bersamaan dengan kepemimpinan Anies. Kampanye dan gerilya politik otodidak, terus merambah tak kenal waktu dan tempat seiring badai isu, intrik dan fitnah dari para penghujat dan pembenci Anies. Sikap semangat dan optimisme terus melaju menjadikan Anies sebagai Presiden meski upaya penjegalan dari hulu hingga ke hilir dilakukan rezim kekuasaan.
Namun Pejuang AMIN tetap luar biasa, giat dan kerja keras walaupun dengan keterbatasan. Beragam pendekatan ke masyarakat hingga ke lapisan paling bawah dan tak luput mengetuk pintu langit dilakukan demi Anies menjadi presiden. Pertarungan darat dan udara gencar digalakan. Pejuang AMIN berjibaku menggalang kekuatan opini seiring membangun dan menggerakan basis massa. Ada kesadaran ideal spiritual yang kuat menyelimuti semangat relawan Anies, tanpa mengharap guyuran material. Seperti berpatron pada sikap Anies, “kita akan menghadapi kekuatan material dengan kekuatan spiritual.” Keterbatasan finansial pada relawan Anies, perlahan tapi pasti menjadi energi perubahan yang menghidupi loyalitas dan militansi.
Begitulah spiritualitas Pejuang AMIN mengikuti mentalitas kepemimpinan Anies dan Gus Imin. Capres dan cawapres yang dicintai yang digaungkannya. Pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan biaya sendiri tak bisa lagi dihitung. Tak ayal para relawan Anies sering meninggalkan keluarganya tanpa berharap imbalan apapun. Sepenuh hati dan jiwa, perjuangan para relawan tak lagi diragukan. Pengabuan tanpa batas, begitulah totalitas Pejuang AMIN untuk kerja-kerja tuntas perubahan. Pejuang AMIN memang tak dibayar, karena sejatinya Pejuang AMIN tak ternilai.
Semangat disertai ketulusan dan keikhlasan, tak akan membuahkan hasil kecuali menghadirkan kekuatan Tuhan. [mc]
Bekasi Kota Patriot, 14 Jumadil Akhir 1445 H/27 Desember 2023.
*Yusuf Blegur, Anggota Direktorat Sosialisasi dan Komunikasi Relawan-Timnas Pasangan AMIN.