Internasional

Anthony Mark Wainwright dan Kematian yang Dirindukan

Nusantarakini.com, Manhattan City – 

Sekitar dua pekan yang lalu ada berita di dunia maya (media sosial) yang cukup viral. Kematian seseorang yang bernama Anthony Mark Wainwright dari UK (Inggris). Kematiannya menjadi perbincangan luas di kalangan Komunitas Muslim khususnya, karena Anthony meninggal dunia selang 12 jam setelah menyatakan ikrar “laa ilaha illa Allah, Muhammad Rasulullah.”

Anthony menerima hidayah dan masuk Islam di saat memasuki momen sakratul maut. Seorang teman kerjanya berhasil membisikkan Kalimah Syahadah dan Anthony dengan terbata-bata meniru kalimat itu di pembaringannya di rumah sakit London.

Konon kabarnya Anthony yang sudah berumur itu bekerja di sebuah pertokoan di Birmingham. Dia sendiri dikabarkan tidak punya keluarga. Di toko itu ada beberapa koleganya sesama pekerja yang beragama Islam. Mereka sangat dekat dan sering membantu Anthony. Sampai-sampai Anthony menjadi simpati dan merasa jika teman-teman Muslim itu seolah keluarganya sendiri.

Dalam perjalanan hidupnya Anthony semakin merasa dekat, bahkan merasa dirangkul oleh teman-temannya yang beragama Islam. Hingga suatu ketika kabar buruk menimpanya. Dia didiagnosa terjangkiti kanker stadium empat. Dan divonis akan meninggal dalam waktu yang tidak lama.

Ketika itulah juga dia menyampaikan kepada teman-teman Muslimnya agar jika kelak meninggal dunia dia tidak ingin dikuburkan di pekuburan gereja. Tapi inginnya dikuburkan di pekuburan Islam dekat sebuah Masjid Greenlane.

Tanpa disadari ternyata ucapan Anthony itu adalah wujud doa. Dan doa itu diijabah oleh Allah, Pencipta langit dan bumi. Kemanisan hati hambaNya tidak pernah diabaikan. Keinginan hambaNya untuk dikuburkan di pekuburan Islam di samping Masjid, ternyata oleh Allah dijadikan pintu hidayah bagi hambanya itu.

Peristiwa atau cerita Anthony ini menjadi sangat menarik, bahkan penuh dengan hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Minimal ada empat yang akan saya garis bawahi.

Pertama, hidayah itu memang menjadi hak mutlak Allah SWT. Dan tak seorangpun di antara kita tahu bagaimana dan kapan hidayah itu akan menembus hati seorang hambaNya. Karenanya semua kita selalu berusaha dan meminta agar dijaga di jalan yang lurus “ihdinas shirotal mustaqiim”.

Kedua, jangan pernah menghakimi seseorang sehingga nafas terakhir berhembus keluar dari tenggorokannya. Surga dan neraka itu ada dalam ilmu dan genggaman Allah. Kewajiban kita hanya mengajak dan mengingatkan. Bukan menghakimi tentang siapa ahli neraka dan siapa penghuni syurga.“Nahnu du’aatun lasnaa qudhotun.”

Ketiga, semua kita ingin mengakhiri kehidupan ini dengan akhir yang baik. Akhir yang baik itu dikenal dengan “husnul khatimah”. Tentunya semua kita berusaha. Tapi pada akhirnya ketentuan tetap di tangan Allah SWT. Kita hanya terus berdoa agar Allah mengaruniakan kita semua akhir yang baik (husnul khatimah) itu.

Keempat, Anthony selama ini biasa mengekspresikan keinginannya bersama orang-orang Mukmin. Bahkan setelah kematiannya kelak. Keinginan Anthony ini bukan karena membaca buku. Bahkan bukan karena belajar Al-Qur’an dan hadits. Tapi karena ketauladanan teman-teman pekerja di pertokoan, tempat di mana dia bekerja selama ini. Artinya begitu mulianya ketauladanan dalam kerangka Dakwah untuk menyebarkan hidayah Allah ke seluruh alam semesta.

Anthony adalah tauladan untuk kita semua. Pelajaran yang mestinya membuka mata kita semua. Anthony yang selama ini menderita kanker, namun tetap bekerja demi menyambung hidup. Dia yang tidak punya keluarga dan siapa-siapa. Tapi dengan Islamnya begitu banyak keluarga iman yang menghadiri pemakamannya. Allahu Akbar!

Semoga Anthony diterima Allah, diampuni segala dosa dan diterima segala amal kebaikannya. Dan semoga kelak dimasukkan ke dalam syurga FirdausNya Allah SWT. Amin ya Rabb!

“Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”. Semua kita adalah miliknya Allah. Dan semua kita pasti kepadaNya akan kembali… [mc]

Manhattan City, 8 Agustus 2023.

*Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation.

Terpopuler

To Top