Nasional

Menakar Peluang dan Tantangan Kemenangan Anies di Jambi

NUSANTARAKINI.COM _ Jaringan Nasional (JARNAS) ABW Provinsi Jambi menggelar diskusi dan launching program seri kajian pada Minggu (19/2/2023). Diskusi bertema “Menakar Peluang dan Tantangan Kemenangan Anies di Jambi.

Pada diskusi ini Jarnas Jambi menghadirkan tiga nara sumber, yaitu: Ketua DPW JARNAS ABW Jambi Muhammad Agus Widiyanto, Wasekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Fathul Bari, dan Pengamat Sosial Politik Nasrul Yasril.

Dalam pengantar dan paparannya Agus menjelaskan, peluang (opportunity) dan tantangan (thread) adalah merode untuk menganalisa eksternal. Untuk kemudian secara internal dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan mengurangi berbagai kelemahan (weakness) sebagai analisis SWOT yang lebih utuh.

Agus menyebut, peluang Anies menang di Jambi sangat besar. Manurutnya, saat ini sebagai satu-satunya capres (calon Presiden) yang sudah mendapat dukungan koalisi partai sehingga, persiapan lebih matang.

“Ini ditunjukkan dengan elektabilitas Anies yang terus menigkat. Saat ini sudah lebih dari 40%, ditargetkan pada saat Pilpres (pemilihan Presiden) nanti mencapai 70 hingga 80 persen,” kata Agus.

Akan tetapi, dia menyebut, ada faktor ancaman yang harus diantisipasi.

“Sebagai ancaman kemenangan Anies adalah black campaign yang terus menerus dikampanyekan lawan politik, juga labelling sebagai bapak politik identitas, kriminalisasi formula E, dan lain-lain yang bisa ditelan mentah-mentah oleh masyarakat. Ancaman yang akut adalah money politic, baik bagi-bagi uang langsung, ataupun pembagian sembako, iming-iming materi dan sebagainya karena warga Jambi cenderung pragmatis alias wani piro?” tambahnya.

Sementara, Ahmad Fathul Bari mengungkapkan, Jambi menjadi perhatian khusus karena diproyeksikan oleh PKS untuk mendapat kursi DPR RI.

“Selain aspek koalisi juga ada aspek timing dan aspek situasional politik sangat penting, apalagi dua partai lain sudah sangat solid. Seperti NasDem sudah melakukan sosialisasi Anies Baswedan ke seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Fathul deklarasi Capres ini mengubah tradisi dukungan pada saat-saat akhir (last minutes). Sehingga rakyat lebih leluasa menimbang capresnya.

Bagi Fathul, hasil survey elektabilitas Anies bukanlah final, justru menjadi dasar untuk kerja lebih keras.

Sementara, Nasrul Yasir menyampaikan, masyarakat Jambi sudah berpengalaman mengikuti Pilpres.

“Secara kultural masyarakat Jambi sebenarnya sudah metropolis bahkan kosmopolis karena keragaman suku, budaya, dan bahasa warganya. Sehingga, bisa berfikir lebih terbuka dan tidak promordial lagi,” jelas Nasrul.

Menurut Nasrul, di Jambi posisi Anies mulai digemari dan disenangi. Justru dengan semakin banyak tekanan yang diberukan ke Anies, elektabilitas nya semakin tinggi.

“Partai yang mengusung Anies di Jambi akan terkerek suaranya dan mendapat berkah atas nama Anies. Suara pendukung Prabowo di Pilpres 2019 lalu di Jambi mulai tergerus karena memang langkah politinya bergabung degan kabinet Jokowi,” ujarnya.

Nasrul memprediksi, suara pendukung Prabowo akan pindah ke Anies.

Sebagai penutup, Agus menjelaskan, untuk terus meningkatkan elektabilitas Anies, Jarnas melaunching kegiatan diskusi seperti ini.

“Untuk memberikan wawasan dan gagasan terkait Anies Baswedan dari para timses, relawan maupun parpol pengusung,” jelasnya.

Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan secara rutin, dengan tujuan untuk melakukan sosialisasi dan memperkenalkan Anies Baswedan di Jambi. Juga, memperoleh masukan dan mencari strategi terbaik untuk kemenangan Anies.

Terpopuler

To Top