NUSANTARAKINI.COM _ DPW Jaringan Nasional (Jarnas) ABW Sulawesi Barat baru terbentuk pada Oktober 2022. Namun, geliatnya luar biasa.
Ketua Jarnas ABW Sulawesi Barat, Muhammad Salil mengungkapkan, dari enam Kabupaten, empat Kabupaten telah terbentuk, di antaranya adalah DPD Jarnas ABW Kab. Mamuju, DPD Jarnas ABW Kab. Majene, Jarnas ABW Kab. Pasangkayu, dan DPD Jarnas ABW Kab. Mamuju Tengah.
“Dua Kabupaten lainnya, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa sedang dalam proses pembentukan,” kata Salil, Selasa (31/1/2023).
Dalam waktu dekat, Salil mengatakan, DPW Jarnas ABW Sulawesi Barat akan melakukan konsolidasi di setiap Kabupaten, khususnya yang sudah terbentuk.
“Tujuannya untuk memperkuat dan menyatukan komitmen langkah strategi pemenangan Anies Baswedan pada Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024. Juga, untuk mengembangkan organisasi di tingkat Kecamatan (DPC), bahkan sampai tingkat Desa/Kelurahan dan dusun,” jelasnya.
Konsolidasi itu dimaksudkan, selain dalam rangka mempersiapkan langkah pemenangan suara Anies, namun menurutnya yang paling penting adalah fakta dan kenyataan di lapangan.
“Karena walau kita menang suara di TPS, putusan KPU bisa lain lagi. Ini berdasarkan pengalaman beberapa kejadian,” ungkapnya.
Jadi memang perlu bukan sekadar mengawasi TPS, tapi C1 supaya menjadi bukti nyata untuk bisa jadi saksi utama apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tambah Salil.
Dia melanjutkan, meski tampaknya “adem”, namun para relawan bergerilya.
Salil menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai kalangan, nama Anies mendominasi.
“Walaupun kemarin ada sempat spanduk penolakan Anies di Sulbar, saya bilang kalau dalam konteks dunia politik itu adalah biasa, tetapi harapan kita jangan terulang karena itu adalah salah satu bentuk provokasi masyarakat, yang sangat tidak elegan,” paparnya.
Namun begitu, Salil berharap kejadian itu tidak terulang lagi.
“Kejadian itu memang bisa saja terjadi, tapi harapan saya jangan terulang karena itu mencederai demokrasi. Kalau mau jalan, ayo kita jalan, jangan saling menjatuhkan,” tambahnya.
Menurutnya, pihak kepolisian perlu mengambil tindakan pengamanan.
“Masyarakat Sulbar juga tahu kalau ini adalah sebuah sensasi yang dibuat dalam rangka menjatuhkan seseorang dan setiap orang yang saya temui pasti ingin perubahan, bahkan ada beberapa tokoh yang minta bergabung. Makanya, saya heran kalau ada penolakan, ga benar itu hoax itu namanya,” tegas Salil.