NUSANTARAKINI.COM _ Jaringan Nasional (Jarnas) ABW Kabupaten Brebes terus bergerak menyosialisasikan Anies Baswedan. Caranya melalui lembaga-lembaga organisasi masyarakat dan juga membagikan tabloid KBA News di sana.
Selain itu, Ketua Jarnas ABW Kabupaten Brebes, Suwarno Hadi Saputra menambahkan, langkah yang dilakukan ialah dengan membangun komunikasi dan merintis jaringan relawan antar kecamatan hingga tingkat desa.
Dalam perjalanannya, Suwarno mengatakan, mayoritas masyarakat menengah ke atas, umumnya berpikir rasional, sehingga mereka memiliki simpati yang besar terhadap Anies. Namun, hal itu justru berbeda dengan kalangan menengah ke bawah.
“Tetapi, karena mayoritas Kabupaten Brebes itu masyarakat menengah ke bawahnya jauh lebih banyak, maka yang SDM ini yang perlu digarap secara intensif karena mereka cara berpikirnya instan. Terlebih, Kabupaten Brebes ini masih termasuk kabupaten termiskin ekstrem, jadi cenderung pola pikir mereka pragmatis,” terangnya pada Sabtu (14/1/2023).
Soal berpikir instan, Dambisa Moyo, ekonom asal Zambia pernah mengatakan, pemilih umumnya menyukai kebijakan yang meningkatkan kesejahteraannya dengan sedikit pertimbangan untuk generasi mendatang atau hasil jangka panjang. Hal inilah yang pada akhirnya membuat orang yang terpilih sering kali mengecewakan mereka.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, di tahun 2022, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebanyak 314.950 jiwa daripada tahun 2021. Namun, Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk termiskin terbanyak dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Bahkan, persoalan kemiskinan ini menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk DPRD Brebes.
Atas hal itu, Suwarno menyampaikan, dengan adanya bantuan sosial (bansos) dan Program Keluarga Harapan (PKH), ditambah pragmatisme dari para caleg yang mulai bermunculan, sangat berpengaruh pada keputusan dalam memilih.
“Khususnya, untuk SDM kalangan menengah ke bawah. Tapi, untuk kalangan SDM ke atas, mayoritas ke Anies,” jelasnya.
Untuk menanganinya, Suwarno menyebut, Jarnas ABW Brebes menggunakan tokoh-tokoh yang punya sumber pengaruhnya.
“Sehingga mereka bisa manut atau nurut apa yang menjadi keputusan sumber pengaruh tersebut. Kalau sementara, yang kami sikapi dari analisa kita di lapangan seperti itu,” ujarnya.
Sementara, tak jarang saat ke lapangan, pertanyaan apa yang akan didapatkan, masih sering didapati oleh relawan Jarnas ABW Brebes.
“Paling utama itu memang, tetapi ada juga kalangan bawah yang apa kata bosnya, orang tuanya, mereka manut saja. Memang di Brebes ini sebenarnya sangat-sangat mudah dimainkan oleh oligarki sebenarnya,” urainya.
Suwarno pun menegaskan, akibatnya mereka sangat mudah digoyang pilihannya.
“Harus gerilya benar kalau di sini. Pendekatan personalnya yang harus lebih ditingkatkan dari tim relawan,” tuturnya.
Saat ditanya, apakah pernah ada penolakan dari masyarakat saat sosialisasi sosok Anies, Suwarno mengungkapkan, hingga saat ini belum ada.
“Cenderung paling, kalau pun mereka yang nyinyir karena mereka memang simpatisan merah biasanya,” tandasnya.