Nusantarakini.com, Jakarta –Melalui tangan dingin Anies Baswedan Tongkat Pusaka Kyai Cokro, yang merupakan benda keramat Pangeran Diponegoro dikembalikan ke Indonesia tahun 2015. Tongkat ini disimpan oleh keluarga Baud di Belanda sejak 1834. Tongkat ini aslinya dimiliki oleh Sultan Demak, kemudian Diponegoro, ke Notoprojo hingga ke JC Baud.
Kembalinya tongkat ini adalah pertanda Kepemimpinan dan Perjuangan bangsa Indonesia telah diterima kembali Indonesia melalui tangan Anies Baswedan, cucu Pejuang Kemerdekaan AR Baswedan, yang tumbuh dan berkembang di Yogyakarta.
Tongkat ini erat kaitannya dengan pemimpin masa depan yang bernama Sultan Herucokro. Melalui tangannya cakra pusaka prabu kresna Kembali. Atas kehendak Yang Maha Kuasa dia akan menjadi Satrio Piningit Berwajah Kresna, Berwatak Baladewa. Ditengarai dalam diri Anies mengalir dalam diri Anies darah Majapahit, Brawijaya V melalui Raden Fatah Demak.
Anies adalah sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia. Kebijakan-kebijakan humanis dan berkelanjutan adalah ciri utama Anies Baswedan. Keberanian dan kesetiaan membela rakyat tampak menitis dari Diponegoro. Diponegoro sendiri diabadikan menjadi Kodam IV di Jawa Tengah. Sikap dan tingkah lakunya sangat “njawani, mengayomi bagi semuanya, Arab digarap, Barat diruwat, Jowo digowo.” Begitulah Anies Baswedan. [mc]
*Gilang Purwata, Ketua Banteng Wareng.