NUSANTARAKINI.COM _ Media sosial bukan sekadar platform untuk saling bertukar ide dan pemikiran, namun juga menularkan kemarahan. Sebuah penelitian dari Universitas Yale tahun 2021, Twitter memperkuat ekspresi kemarahan moral dari waktu ke waktu. Terutama saat meningkatnya likes dan shares.
Namun, sialnya, dilansir dari Psychology Today, pengguna dengan pendapat yang lebih radikal mendapatkan lebih banyak pengikut. Hal itu dikarenakan tweet-nya menggunakan kata-kata kasar dan retorika polarisasi. Disebutkan, individu yang lebih radikal memiliki pengaruh sosial yang lebih besar.
Sebut saja, Denny Siregar, yang akun Twitter-nya memiliki hampir 1,5 juta pengikut. Namun, Denny, tak jarang menyebarkan hoaks. Jika flashback ke belakang, di tahun 2019, Denny pernah menyebarkan hoaks soal ambulans bawa batu, namun dia membantah menyebar hoaks. Saat itu, Denny berdalih hanya salah paham.
Bahkan, baru-baru ini, pada Oktober lalu, Denny menyebarkan hoaks terkait bus Anies Baswedan yang dikabarkan terperosok. Kenyataannya, foto yang disebar Denny adalah hasil editan. Namun, cuitan tersebut telah mendapatkan ratusan likes dan retweet sebelum dihapus.
Sementara, Dendy Susianto, Sekjen Jaringan Nasional (Jarnas) ABW mengatakan, agar tidak tergelincir hoaks yang tersebar di media sosial, para relawan harus mengonfirmasi dan cek & ricek.
Dia menambahkan, dalam Jarnas ditekankan untuk memprioritaskan menyebar data.
“Kalau di kami, meminta agar teman-teman lebih banyak promoting program ABW,” kata Dendy.
Dendy menjelaskan, biasanya hoaks itu lebih sering diarahkan ke pihak lain. Oleh karena itu, Jarnas meminta relawan agar tidak mengomentari kandidat lain.
“Ga terlalu menjadi concern ke pihak lain. Sebarkan data, lebih banyak promoting,” ungkapnya.
Dendy mengungkapkan, para relawan juga biasanya saling mengingatkan satu sama lain.
“Biasanya sebelum diposting, ada di grup WA, kita peringatkan, ini hoaks, ga boleh. Kalau sudah terlanjur diposting, kita peringatkan bahwa itu hoaks dan minta segera untuk dihapus,” tambahnya.
Dendy menyampaikan, dua hal itu bisa mencegah relawan memosting hoaks.