Nusantarakini.com, Luwuk
Gempa dengan magnitudo 6,9 kembali mengguncang Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, Jumat (12/4/2018) pukul 18.40 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa berpotensi tsunami. Informasi ini tentunya membuat masyarakat panik yang tinggal di daerah pesisir kabupaten banggai, Banggai kepulauan dan laut serta kabupaten di sekitarnya.
Informasi didapatkan bahwa gempa yang terjadi karena pergerakan sesar aktif di wilayah Banggai. Setelah itu terjadi gempa susulan berkali kali sampai saat ini hampir 3 minggu dengan skala magnitudo sampai 5,6. Tentunya aktivitas gempa ini menimbulkan keresahan masyarakat yang tinggal di daerah sesar aktif gempa, apa lagi banyak informasi hoaks yang seliweran tentang isu gempa yg membuat kepanikan terjadi.
Perlu diketahui oleh masyarakat umum terutama mereka yang tinggal di daerah sesar aktif yang rawan gempa bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa meramalkan terjadinya gempa. Tetapi masyarakat harus tetap waspada, sambil mencari informasi yang benar tentang bahaya dan potensi gempa di daerahnya.
Faktanya gempa bumi tidak cuma di pengaruhi oleh faktor alam, tetapi juga di picu oleh faktor non-alam lainnya.Yang perlu di waspadai faktor non alam sebagian besar di picu oleh aktivitas manusia.
Adapun faktor non-alam ini yang dapat memicu terjadinya gempa bumi dirangkum dari beberapa laman online tribumnews.com, migasreview.com dan voaindonesia.com yang memuat penelitian terbaru studi dari Dinas Survei Geologi Amerika.
1.Aktivitas Pertambangan
Aktivitas penambangan dapat merusak kontur alami kerak bumi, membuatnya tidak stabil dan rentan pergeseran dan gesekan.
Mungkin pada awalnya, situasi ini tidak begitu jelas terlihat.
Namun seiring waktu, pengerukan tanah yang tidak memperhatikan aturan lingkungan dapat menyebabkan gempa bumi yang tidak biasa.
2. Pengeboran minyak bumi dan gas alam
Eksploitasi yang terjadi dalam skala besar cenderung memberikan dampak langsung pada ketersediaan ruang bebas yang besar di bawah lempeng bumi.
Jika ruang kosong ini mengalami ketidakstabilan karena tekanan dari luar atau desakan dari dalam, niscaya akan menyebabkan retakan luar biasa yang terlihat setelah gempa berhenti.
3. Berkurangnya air tanah secara drastis
Eksploitasi besar-besaran sumber daya air tanah dapat memicu bencana.
Terlebih lagi ketika jumlah air yang ditarik keluar dari tanah lebih besar daripada jumlah air yang masuk ke dalamnya.
Perbedaan yang jauh ini cenderung menimbulkan terbentuknya ruang kosong di bawah tanah.
Gerakan gravitasi, tekanan, atau impuls kecil dapat menyebabkan kesalahan yang memicu gempa bumi yang tidak biasa.
4. Berkurangnya kepadatan tanah
Struktur permukaan tanah yang telah mengalami deteriorasi fungsi akan meningkatkan terjadinya gempa bumi.
Menebang pohon sembarangan akan semakin memperparah fungsi sejati dari tanah.
Ditambah polusi oleh berbagai limbah industri, fungsi dan produktivitas tanah semakin berkurang.
Struktur tanah yang tandus, tidak stabil, dan tanpa pengikat yang kuat oleh akar pohon dapat memperbesar potensi gempa bumi yang dipicu oleh tanah longsor.
5. Ledakan bom
Ledakan bom yang kuat dapat menyebabkan gempa bumi lokal di daerah sekitar ledakan.
Apalagi ledakan bom yang dilakukan berkali dalam perut bumi di wilayah sesar aktif rawan gempa. Dengan intensitas yang tinggi dalam rentang waktu berkali-kali tentunya aktivitas ledakan bom bisa memicu terjadi gempa.(idl)