Nusantarakini.com, Jakarta –
Ketua Umum Komite Persatuan Nasional-Ganti Presiden 2019 (KPN-GP 2019) Yudi Syamhudi Suyuti menyampaikan, pilpres 2019, masih ada lima bulan lagi untuk mengatur strategi kemenangan Prabowo-Sandi.
Menurut Yudi, saat ini situasinya lebih berat dibandingkan hari-hari kemarin di awal penetapan pasangan Prabowo-Sandi sebagai Capres-Cawapres.
“Saat ini Jokowi-Maruf dan timnya lebih agresif meraih kemenangan. Segala cara dimainkan, tentu dengan kelebihannya sebagai petahana yang lebih banyak bisa mempraktekkan strategi nya. Meski itu hal biasa dan wajar saja,” terang Yudi kepada Nusantarakini.com Jakarta, Jumat (8/11/2018).
Memang secara dukungan, kata Yudi, Jokowi-Maruf belum berdiri kokoh secara signifikan. Bahkan banyak pendukungnya yang justru rontok dan berpotensi tidak mendukungnya kembali.
“Namun bagaimanapun, Prabowo-Sandi perlu perhatikan bahwa yang saat ini dilawan adalah petahana. Tentu petahana punya banyak kelebihan yang jauh lebih kuat,” jelasnya.
Yudi berpendapat, meski pendukung Jokowi-Maruf saat ini telah rontok, tetapi untuk menggerakkan mesin politik koalisi dan tim pemenangannya membalik keadaan sangatlah mudah. Itulah petahana atau penguasa. Uang, media, instrumen kekuasaan dan jaringan semua ada padanya. Ini yang membuat hari ini pertarungan Pilpres sangat tidak imbang di kubu Prabowo-Sandi.
“Jika Prabowo-Sandi masih menggunakan pola kampanye dan pemenangan seperti saat ini, saya jamin Prabowo-Sandi kalah di Pilpres 2019 mendatang,” tuturnya.
Namun meski berat, sambung Yudi, Prabowo-Sandi masih bisa menang. Kuncinya adalah lebih banyak mau mendengar relawan.
“Ini jika ingin menang. Kecuali jika memang ingin kalah, kita tidak bisa berbuat banyak” pungkas Yudi mengakhiri keterangannya. [mc]