Nusantarakini.com, Surabaya –
Aksi sniper dengan anggota DPR dari fraksi partai Gerindra ini jelas Intimidasi. Untuk memberi peringatan keras pada lawan politik? Hal ini mengacu pada hukum teori conspiracy.
Ada korban yang biasanya merupakan tokoh penting dan ada akan kambing hitam yang sudah dipersiapkan untuk menutupi jejak Konspirasi untuk kekuasaan di satu negara.
Seperti Mark Wahlberg di film Shooter alias Bob Lee Swagger, seorang sniper yang menjadi korban teori Konspirasi, yaitu sang senator haus kekuasaan.
Banyak asumsi yang keluar saat ini, samar-samar dan ketakutan akan mengancam keselamatan jiwanya. Dimana Sniper senantiasa bekerja seperti siluman tentunya.
Dan Bob Lee Swagger butuh pencerahan karena hanya beberapa orang bisa menembak dengan jarak sejauh itu, tentu perlu senjata mumpuni dan perhitungan arah angin yang akan mempengaruhi ketepatan sasaran.
Seharusnya Sniper yang melakukan tindakan pada anggota DPR fraksi partai Gerindra ini bisa dicari dengan cepat dan mengambil kesimpulan dari peluru yang ditembakkan.
Butuh tenaga ahli dari militer atau polisi untuk memastikan jenis senjata apa yang dipakai menembak dengan jarak sejauh itu.
Dugaan saat ini adalah atas penembakan bisa dendam pribadi atau tentang kekuasaan. “Jika tidak bisa diselesaikan dengan musyawarah maka senjata yang akan menentukan hasil akhir” (Bob Lee Swagger).
Apa yang diperlukan untuk membuat bidikan pada kisaran itu?
Semuanya datang ke dalam bermain sejauh itu, kelembaban, ketinggian, suhu, angin, spindrift. Ada waktu penerbangan 6 hingga 10 detik jadi Anda harus menembak target sasaran. Bahkan efek Coriolis, putaran bumi, juga ikut bermain.
Hanya penembak ahli yang terlibat mampu melakukan bidikan ini dengan mempertimbangkan semuanya.
Dan dikhawatirkan penembak gelap alias Sniper adalah pesanan seseorang yang ada kepentingan dengan kekuasaan. Wallahu’alam…..
*Sayuh Trailer, Pengamat Konspirasi Amatir yang Peduli dengan Negeri.