Bila Suatu Negeri Homoseks Merajalela, Bencana Alam Bicara

Nusantarakini.com, Jakarta –

Kenapa praktik homoseks akan mengundang gempa dan bencana alam?

Karena hal berikut:
Orang yang ngaku modern punya asumsi, bahwa alam tak lebih dari benda mati. Mereka menganggap bencana hanya fenomena rutin.

Tapi itu asumsi yang melanggar gejala ilmiah. Alam, khususnya bumi, adalah makhluk hidup juga. Dia tersusun oleh molekul yang hidup dan aktif. Persis seperti sel yang menyusun tubuh manusia, sel juga makhluk hidup otonom yang tidak tergantung perintah otak manusia. Bahkan otak pun disusun oleh sel.

Satu-satunya yang memerintah makhluk molekuler itu ialah suatu kekuatan di luar dirinya. Dia yang memerintahkan untuk merangkai, membelah dan aktivitas lainnya. Tentu Dia juga yang memerintahkan aktivitas lebih dari itu.

Di sini benarlah ayat dalam Al-Qur’an, “apabila bumi diguncang segungcang-guncangnya. Dan bumi mengeluarkan isi-isinya yang berat-berat. Dan manusia berkata, apa yang terjadi? Kala itu bumi menceritakan khabarnya. Disebabkan Tuhanmulah yang mewahyukan hal itu kepadanya….” (Al-Zalzalah)

Ayat itu jelas menyatakan, bumi berguncang karena Allah yang mewahyukan. Bumi bekerja karena perintah Allah. Bukan bekerja sendiri kayak mesin otomatis.

Tapi orang kebanyakan hasil sekolahan tetap memegang imannya bahwa itu fenomena alam yang tidak ada sangkut pautnya dengan Tuhan. Biarin saja. Orang kafir kok digubris. Biarin saja mereka beriman dengan asumsi kufur mereka. Kelak juga mereka modyar.

Paling mereka hanya bisa mengira-ngira. Toh mereka tak bisa ngasi warning barang seminggu pun sebelum bencana terjadi. Mana kesaktian dan kedigdayaan mereka? Coba, berapa kali bencana alam terjadi berulang-ulang. Kok nggak bisa kasi warning barang seminggu supaya manusia bisa menyelamatkan nyawa dan hartanya. Karena memang nggak mampu. Hanya bisanya mengira-ngira dan memahami polanya saja.

Nah kedua, terkait homoseks atau kaum Nabi Luth yang berfungsi mengundang bencana, logikanya sederhana saja.

Postulat berkata: setiap hal yang merusak keseimbangan hidup, maka akan binasa. Kaum Nabi Luth ini merusak keseimbangan hidup.

Diciptakan perempuan untuk laki-laki, kok malah milih berhubungan seks dengan sesama laki-laki. Apa yang dihasilkan dari hubungan seks sepabrik seperti itu kecuali jahnnam.

Embrio kehidupan tidak. Yang ada kena taik dan penyakit kelamin dan kerusakan jiwa menjadi lebih rendah dari pada binatang.

Coba pikirkan sekali lagi. Tuhan menciptakan laki dan perempuan, supaya dengan hubungan antar lain jenis itu, lahir kehidupan baru. Untuk soal ini saja, ada aturan mainnya. Kudu lewat jalan terhormat, yaitu nikah. Ijab kabul dan saksi. Siapa yang melanggar aturan, maka dihukum zina.

Ingat. Mendekati zina saja dilarang keras. Wala taqrabuzzina! Yang berzina dihukum berat. Dirajam bagi yang sudah pernah kawin. Dan dilibas dengan rotan atau pelepah kurma, jika belum pernah merasakan hangat dan asyiknya hubungan kelamin antar jenis berbeda.

Tuh. Begitu keras dan ketatnya. Karena ini soal kehormatan dan keseimbangan kehidupan. Lha, ini manusia haram jadah, main homoseks dan liwath saja. Tentu perbuatan yang melampaui batas dan kekejian yang tak termaafkan.

Manakala kekejian itu dilakukan, apa tidak keseimbangan akan rusak? Apa tidak murka Tuhan meledak?

Siapa saja yang memaklumi, apalagi sampai mendukung dan mempromosikan praktek homoseks itu dalam masyarakat manusia, atas nama hak apa pun yang dicari-cari, sejatinya dia dan golongannya tengah menyatakan perang dengan Yang Maha Berkuasa atas makhluk. Itulah sebabnya, kaum semacam itu harus dienyahkan sebelum manusia tanpa pandang bulu diluluhlantakkan oleh Penguasa alam semesta tanpa ampun.

Daripada Anda yang tak tahu menahu dengan urusan kaum homoseks yang menantang Tuhan itu, mending mereka duluan Anda hajar saja. Karena bikin sial kehidupan Anda, kan?

Catatan: dugaanku, di Indonesia kaum homoseks sudah jutaan, tanpa kita sadari. Perlu ada penelitian. Indikasinya, mereka makin terang-terangan.

 

 

SED