Nusantarakini.com, Jakarta –
Seandainya memang benar Ustadz Abdul Somad (UAS) bersikukuh menolak rekomendasi ijtimak ulama untuk disandingkan dengan Prabowo Subianto dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan cermat oleh Prabowo dan timnya kalau mau maju dan menang dalam Pilpres 2019.
Seperti dikutip Jppn.com ada saran dari pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, bahwa Prabowo Harus jeli memilih figur cawapresnya jika memang UAS Kukuh tidak mau nyawapres sesuai rekomendasi ijtimak ulama.
Menurut Ipang, panggilan akrab Pangi, hal ini disebabkan satu nama lain dalam direkomendasikan jitima ulama, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, menurutnya sulit, mendongkrak elektabilitas Prabowo jika digandeng sebagai cawapres. Terutama di kalangan pemilih muda.
“Bicara Pak Salim Segaf Aljufri, tokoh milenial saya kira enggak bakal milih beliau. Anak-anak muda, pemilih usia 17 sampai 38 tahun enggak banyak yang kenal beliau. Jadi poros Prabowo harus jeli, putar otak mencari sosok cawapres,” tutur Ipang kepada JPNN di Jakarta, Rabu (1/8) malam.
“Ada baiknya Prabowo mengkalkulasi benar peluang kemenangannya dengan kombinasi cawapres yang ada,” imbuhnya.
Ipang menekankan bahwa pembanding sangat penting bagi Prabowo untuk melihat sejauh mana kelemahan dan kelebihan kandidat cawapresnya. Kira-kira, lanjut dia, berpasangan dengan Salim Segaf Aljufri atau dengan yang lain bagaimana kemungkinan besar bisa diterima publik. Serta akseptabilitas dan elektabilitasnya harus diuji.
“Sebab, ketika Prabowo salah pilih cawapres, maka kubu Joko Widodo akan dengan mudah menghitung peluang kemenangannya menghadapi mantan Danjen Kopassus TNI AD itu,” bebernya.
“Bagi Jokowi saya kira biasa saja kalau kemudian Prabowo berpasangan dengan Salim Segaf, mungkin mereka sudah bisa membaca kans menangnya,” tandas Ipang seperti dilansir JPPN. [mc]