Membuat Dakwah Lebih Operasional dengan Pemasaran (bagian 5)

Artikel ini bagian dari serial Dakwah dengan pendekatan Pemasaran

Ilmu pemasaran pada mulanya turunan dari ilmu ekonomi. Ia bagian dari disiplin distribusi. Problem penjualan pada mulanya adalah masalah distribusi, ketersediaan barang dan jumlah permintaan. Harga yang terbangun merupakan interaksi antara ketersediaan barang dan demand. Ada faktor lain yang ikut mempengaruhi, yaitu elastisitas produk. Ada barang yang diturunkan harganya, permintaan tetap saja. Ada barang yang diturunkan harganya, permintaan naik.

Selanjutnya, karena kebutuhan perusahaan untuk melakukan perubahan dunia, bukan memahami dunia saja, ilmu ini berkembang dengan dukungan psikologi dan manajemen.  Faktor meningkatnya penjualan mereka identifkasi, antara lain promosi, produk, place, price.   Tahu faktor-faktor ini saja belum cukup operasional, mesti melakukan terlebih dahulu segmentasi, memilih kelompok yang paling bisa dilayani, dan membangun penawaran nilai. Istilah pemasarannya Segmentation, Targeting, dan Positioning. Teori itu dicoba diterapkan dengan disiplin manajemen, perencanaannya berupa marketing plan.  Dengan perkembangan itu, ilmu pemasaran menjadi praktik standar perusahaan di hampir seluruh dunia.

Dengan kemajuan yang telah dicapai itu, ilmu dakwah perlu belajar, sebagai upaya bersungguh-sungguh memperbaiki amal. Agar amal memberi manfaat lebih tepat sasaran. Memang Allah tidak melihat hasil, seperti halnya Nabi Nuh tetap mendapatkan ganjaran atas kesabarannya dalam berdakwah. Namun belajar dari marketing termasuk bagian dari kesungguhan proses. Kesungguhan itu jihad. Soal ganjaran atas kesungguhan, itu karena kasih sayang Allah.

Bukan berarti yang tidak menggunakan pendekatan pemasaran itu tidak sungguh-sungguh.  Boleh jadi sama sungguh-sungguh, hanya beda pendekatan.