Nusantarakini.com-Pernyataan orasi politik di akhir Kampanye Akbar Calon Bupati Morowali, Syarifudin (SAH) bikin paras Mantan Bupati AH (Anwar Hafidz) merah padam. Anwar Hafidz, yang tidak lain adalah saudara kandung Syarifudin Hafidz menyebut Anwar Hafidz pernah memakan uang negara.
Pengakuan Syarifudin Hafidz itu sempat bikin kaget dan resah sekitar 3.000-an tim dan relawan nomor urut tiga yang hadir di lapangan Marsaole, Bungku Tengah, Rabu, 22 Juni 2018 pukul 15.45 WITA.
“Saya tidak pernah sekalipun makan uang negara, kecuali Anwar Hafidz. Karena dia seorang bupati,” kata Syarifudin Hafidz, beberapa menit memulai orasi politiknya.
Kampanye akhir yang seharusnya memberikan kesejukan dan motivasi antar anggota tim, justru memperkeruh suasana bahwa benar-benar ada gejolak internal tim SAH.
Mungkin ini alasannya, Anwar Hafidz mengambil alih komando Tim SAH, sejak lengser 25 Mei lalu. Saat itu, Anwar Hafidz pun mulai blusukan setiap desa, karena melihat langsung pergerakan progres kerja tim SAH yang dinilai lambat.
Bahkan yang terjadi hasil survei dari konsultan kepercayaan Anwar, elektabilitas suara SAH semakin anjlok alias turun serta mulai ditinggal oleh anggota tim. Hasil survei terakhir itu pun batal dipublikasi ke publik.
Pengambilan tongkat kepemimpinan oleh Anwar Hafidz di tim SAH itu dinilai wajar, karena banyak slogan dan orasi politik yang disampaikan Calon Bupati Syarifudin tidak sesuai dengan harapan Anwar Hafidz bahkan dari tim wakil bupati Chaerudin.
“Ya, banyak sekali orasi dan pernyataan Syarifudin yang kita nilai tidak sesuai dengan rencana. Ini bikin blunder tim SAH, ” kata salah seorang mengaku bernama Cibota dari tim SAH wakil bupati Chaerudin, usai acara kampanye akbar.
Dijelaskan dia, bahwa Syarifudin selalu memberikan ungkapan-ungkapan yang justru menjatuhkan elektabilitas SAH di mata para pemilih.
Ini juga pernah terjadi ketika Syarifudin beralasan sakit perut gara-gara makan Kapuru, sejenis makanan khas lokal di salah desa di Kecamatan Bungku Selatan. Padahal Syarifudin sendiri yang minta dibuatkan Kapuru kepada warga desa setempat.
“Gara-gara dia berbicara sakit perut makan Kapuru, akibatnya warga satu desa jadi kecewa. Tentu informasi ini berkembang dan dampaknya suara SAH di Kecamatan Bungku Selatan semakin jatuh,” jelas Cibota.
Apalagi kampanye terakhir itu, bikin resah lagi, kata salah seorang tim lain, mengaku bernama Yus. Jika dia menilai Anwar Hafidz makan uang negara, harusnya segera diklarifikasi. Seperti, makan uang negara itu maksudnya terima gaji dari negara atau Anwar Hafidz itu korupsi.
“Saya melihat ketika Syarifudin bilang pak Anwar Hafidz pernah makan uang negara, wajah pak Anwar merah padam alias kelihatan marah dan kecewa,” kata dia.
Yus yang mengaku berada di atas panggung politik, menilai ungkapan Syarifudin itu bukan saja bikin kecewa Anwar Hafidz tetapi juga bikin marah teman- teman tim dan simpatisan SAH.
“Saya jamin ini akan berdampak anjloknya elektabilitas suara SAH. Kita akhirnya tahu dari kinsultan, bahwa kita sudah kalah bertarung,” yakin dia.
Sementara pengamat politik Harry Gendrung menilai, jika benar pengakuan salah satu Calon Bupati menyebut Anwar Hafidz makan uang negara, harus ada penjelasan dan disertai dengan bukti.
“Ungkapan itu jelas konotasi negatif. Masyarakat Morowali akan menilai Anwar Hafidz pasti korupsi,” kata dia.
Apalagi saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang mengawal informasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat ARUS Morowali, terkait indikasi dugaan korupsi para petinggi dan pejabat Morowali. Termasuk temuan laporan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) perwakilan Sulawesi Tengah senilai Rp10 miliar lebih di Pemkab Morowali.
“Pihak terkait bisa memanggil Paslon tersebut untuk diminta klarifikasi terkait ungkapan tudingan ke Anwar Hafidz makan uang negara. Apakah pernyataan itu benar atau hanya sekedar konsumsi politik semata,” sebut dia.
Kampanye Akbar sebagai sosialisasi akhir tim SAH ke masyarakat Morowali meninggalkan sisa-sisa kekecewaan. Pemilih akhirnya paham untuk menentukan pilihan hanya satu Calon Bupati terbaik.
Kita lihat di akhir pertarungan Pilkada Morowali yang digadang-gadang hanya bertahan untuk partisipasi Kampanye Akbar tinggal nomor urut 1, 2 dan 3 dari lima Paslon yang bertarung.*