Nusantarakini.com, Solo –
Hampir semua paslon Pilkada di Indonesia saat ini menggunakan jasa lembaga survei untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas. Sebab, dengan mengetahui hasil survei ini, paslon bisa mengetahui arah dukungan masyarakat secara terukur. Dengan survei ini paslon juga bisa memprediksi hasil pilkada.
Demikian juga yang dilakukan oleh paslon Yuliatmono-Rober (YURO). Bahkan mereka telah mengalokasikan dana milyaran rupiah untuk melakukan survei berkala. Mereka menyewa lembaga Jaringan Survei Indonesia (JSI) yang berkantor di Jakarta. Hingga bulan Mei 2018 ini, tercatat sudah tiga kali mereka menggelar survei.
Bedasarkan bocoran hasil survei yang redaksi terima dari pihak internal tim YURO, mengatakan bahwa tingkat elektabilitas paslon YURO kalah tinggi dibanding paslon Rohari-Ida (RODA). Elektabilitas YURO sebesar 42.6%, RODA 49.7%, sedangkan yang belum menentukan sebesar 7.7%.
Pihak internal menyebutkan bila hasil survei terbaru ini sangat memukul tim YURO. Pasalnya, dari hasil-survei sebelumnya tingkat elektabilitas YURO terus menurun. Tren penurunan elektabilitas ini yang menggocang soliditas tim internal YURO. Padahal pihak konsultan sudah memberikan resep-resep untuk meningkatkan elektabilitas paslon YURO. Diantara resepnya adalah melakukan politik uang atau sembako. Namun semua resep konsultan ini nampaknya tidak bisa mengatasi tren penurunan elektabilitas YURO.
Sementara elektabilitas paslon RODA mengalami tren peningkatan elektabilitas. Sumber konsultan menyatakan bila tren peningkatan ini terus berjalan maka bisa dipastikan RODA akan memenangkan pilkada Karanganyar. Hanya waktu yang akan menjawab.