Nusantarakini.com, Jakarta –
Sepertinya ada yang bekerja menjerumuskan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang diperas, dikuras, dicekik, dan dimatikan perlahan-lahan secara sistematis. Kalau ini betul, tidak menunggu 2030 pun seperti yang diramalkan oleh novel Ghost Fleet, bangsa ini akan layu dan punah sendiri.
Kok tak ada yang berteriak lantang tentang hal ini. Bahkan perguruan tinggi pun tidur nyenyak. Mungkin karena beku oleh texbook thinking. Jika pun ada yang mencoba menyadarkan, langsung disangkal dan dihancurkan informasinya.
Apabila mereka mencoba sadar dari kejahiliahan yang melingkupi mereka, sekonyong-konyong bereaksi dengan cepat, massif dan sistematis pihak-pihak yang selama ini menginginkan bangsa ini tenggelam dalam tragedi, jahiliah dan kehancuran pelan-pelan yang menelan bangsa ini. Mereka menghendaki eksploitasi yang kekal dan meluas terhadap bangsa ini sehingga mereka merdeka mengangkangi.
Pihak-pihak yang bereaksi ini amatlah peka, tapi bengis dan jahat, berbanding terbalik dengan bangsa yang mereka mangsa, Indonesia, yang nyaris buta, tuli, lugu, dungu dan lenyap radar kepekaannya.
Dengan suguhan sistem politik, ekonomi, dan sosial yang diimpor dari asing, bangsa ini dijerumuskan dalam kerangkeng penghancuran, pembodohan, penghinaan, pemerasan, pengurasan, penghisapan, dan perbudakan sistematis, sehingga tak ubahnya bangsa ini sebagai bangsa budak, paria, dan rendahan yang tak bernilai bagi pihak-pihak yang memperbudak dan mengeksploitasi Indonesia ini.
Tak ada solusi lain, kecuali membentak bangsa ini agar sadar dari pingsan akibat hipnosis, sirep, dan ajian pukau asing yang berkomplot dengan elemen lokal yang telah mengabdi kepada asing itu, sejak era kolonial. (awako)