Nusantarakini.com, Jakarta –
Pilkada Jawa Tengah bakal menjadi pertarungan hidup mati.
Terutama bagi petahana: Ganjar Pranowo.
Pasalnya oleh petinggi partai Banteng, “jika tak menang,” kader Banteng bakal disembelih. Entah apa maksudnya.
Yang pasti sikap seperti itu mencerminkan satu hal: para petinggi kaum merah ini mulai ketakutan. PDI Perjuangan dan sekutunya mulai menyadari siapa yang bakal dihadapinya di Pilkada 2018.
Namanya Sudirman Said atau yang enak disapa Pak Dirman. Dari nama panggilannya, wong Jateng pasti paham,
namanya seolah membawa roh perjuangan Jenderal Soedirman. Kegigihan dan idealisme pahlawan bangsa itulah yang bakal diteruskan Pak Dirman jaman now ini.
Ganjar yang mewakili Rezim Merah bakal menghadapi Pak Dirman yang mewakili Kaum Sarungan. Jateng yang didengang-dengungkan sebagai Kandang Banteng akan diuji kembali keotentikannya.
Benarkah Jateng adalah “Kandang Banteng” atau “Rumahnya Kaum Sarungan”? Apakah orang Jateng lebih nyaman tinggal di “Kandang Banteng” daripada tinggal di rumah “Kaum Sarungan”?
Apakah masyarakat pemilih lebih suka Dipimpin oleh Kader Banteng
ataukah Kader Kaum Sarungan.
Pertanyaan lebih detail apakah setiap wong Solo, wong Banyumas, wong Tegal, wong Kebumen, wong Semarang, wong Klaten, dan wong sak Jawa Tengah lebih senang dan nyaman hidup di bawah naungan Rezim Merah ataukah saatnya berkata TIDAK pada mereka.
Kaum Sarungan mewakili hampir seluruh rakyat kebanyakan di Jateng. Kaum Sarungan merupakan representasi seluruh nelayan, buruh, petani, petambak, peternak, pendidik, penyanyi, pelipur lara, pengusaha kecil menengah, perawat, penyuluh, santri, penggila bola, pedagang, pramusaji, pramulayan, pegawai, dan masih banyak lagi.
Kaum Sarungan identik dengan kaum nasionalis religius yang sangat cinta pada bangsa dan negaranya dan sangat mengabdikan diri dan hidupnya, pada Tuhan, pada Gusti Allah Swt. Kaum Sarungan setiap kali menjaga bangsa dan negaranya dari berbagai ancaman yang merontokkan moralitas bangsa.
Kini Kaum Sarungan memiliki wakilnya dalam Pilkada 2018 yaitu Pak Dirman.
Orangnya sederhana dan berintegritas.
Pak Dirman yang bakal ngancani wong Jateng menuju mimpi dan cita-citanya menuju kesejahteraan dan martabat.
Pak Dirman adalah sosok pekerja keras, memahami, dan melayani, ngemong, dan ngladeni wong Jateng dalam membangun kejayaan Jateng.
Pak Dirman juga dikenal pemberani dan tanpa kompromi. Mafia Migas di negeri ini pun disikat habis tanpa maaf. Inilah sosok yang bakal ngayomi wong Jateng dalam membangun peradaban baru yang lebih baik di Jateng.
Saatnya Rezim Merah berpikir lebih keras.
Sebab, Kaum Sarungan tengah konsolidasi dan menyusun shaf-shaf, menyusun barisan di langgar-langgar, di surau-surau, di mushsola dan mesjid, di pos-pos ronda, di pojok-pojok pasar, dan di rumah-rumah penduduk. [mc]
*Oleh: Ahmad Bachtiar.