Untukku Motor 140 Juta, Untukmu Sepeda Saja Ya! Waduh…..

Nusantarakini.com, Jakarta –

Pemimpin itu mewakili rakyatnya, jika rakyat ingin sejahtera cukup diwakili pemimpinnya saja, rakyat cukup yang nyawang saja. Pemimpin itu selalu didepan, saat rakyat lapar pemimpin yang didepan, pemimpin yang makan duluan, rakyat bagian yang cuci piring saja.

Pemimpin itu melayani, melayani majikannya. Majikannya asing dan aseng, maka yang dilayani asing dan aseng. Keliru, atau mungkin ke-GR-an jika ada rakyat yang merasa menjadi majikan pemimpin di negeri ini. Rakyat itu jadi majikan hanya pada musim pemilu dan Pilkada, setelahnya rakyat hanya jadi gedibal saja.

Pemimpin itu beli motor harga 140 juta, sementara rakyat cukup sepeda saja. Sepeda, biar irit, biar tidak perlu beli BBM non subsidi, tapi pakai syarat “sebelum ambil sepeda sebutkan ikan tongkol ya”. Jika rakyat lapar butuh beras, gampang nanti diimporkan. Jika rakyat pahit menghadapi hidup, nanti diimporkan gula. Jika rakyat kurang asin, nanti di imporkan garam.

Pemimpin itu merakyat, jadi pakaiannya cukup sederhana. Kalau utang banyak ya Gpp, yang penting sederhana. Berfikir sederhana, ga punya uang ? Ngutang. Pingin bangun rel kereta? Ngutang. Pingin bangun jalan ? Ngutang. Pingin nampak gagah dengan gelar “BAPAK INFRASTRUKTUR INDONESIA ? Ngutang. SIAPA YANG BAYAR ? Bukan Urusan Saya!

Pemimpin itu yang penting kerja, kerja dan kerja. Apa kerjanya ? Ngutang. Kok ngutang ? Ngutang itu juga kerja, kalau tidur ga bisa ngutang. Pemimpin itu jika bisa ngutang diatas 4000 triliun, baru itu hebat, sederhana, merakyat.

Sebentar, saya lupa. Klo rakyat ga mau sepeda, bolehlah ditukar pulsa. Asal, jangan lupa like n share status pemimpinnya, dan buat komen kanebo yang menjilat.

Lanjut,

Pemimpi itu celananya seratus ribu, kemejanya seratus ribu, sepatunya seratus ribu, otaknya seratus ribu. Wajar saja, untuk mengejar duit recehan, rela membiarkan aset di kuasai asing.

Pemimpin itu, yang punya mobil SMK, ya namanya pemimpin kelas sederhana mobilnya ya SMK. Ga mungkin pemimpin sederhana punya mobil SARJANA. Jadi wajar, mobil kelas bengkel SMK yang muncul saat Pilkada, dan mungkin akan bikin stres saat Pilpres. Jadi, sekarang bukan tujuh keajaiban dunia, sudah ada delapan keajaiban dunia. Yang kedelapan MOBIL SMK.

Pemimpin itu yang tangkapi ulama, membiarkan narkoba. Yang kriminalisasi ajaran Islam, yang biarkan kemaksiatan. Pemimpin itu, pokoknya yang dzalim itu baru pemimpin. Kalo pemimpin belum diktator kayak Fir’aun, itu bukan pemimpin. Masih amatiran lah.

Pemimpin itu yang ogah ada capres lain, bikin hukum besi pencapresan, dipatok 20 persen, tapi dari suara pemilu basi, pemilu 2014. Ga usah teriak ini ga adil, Kan DPR sudah sah Kan ? Kan MK sudah putuskan ? Rewel dan ribet amat sich ?

Pemimpin itu yang bikin Perpu diktator, bubarin ormas Islam ga perlu pengadilan. Pengadilan itu nanti saja, yang penting bubar dulu, urusan sidang belakangan.

Pemimpin itu petugas partai, ia harus loyal kepada partai, ia tidak boleh loyal kepada rakyat. Ia mengabdi ke partai, bukan mengabdi kepada rakyat. Ia dibawah ketiak ketua partai, bukan berada dan bersama ditengah-tengah rakyat.

Pokoknya, pemimpin itu Guwa Banget. Ga Urusan Wapa kata orang. Yang penting, kerja, kerja, kerja (baca: ngutang). [mc]

*Nasrudin Joha