Tausiah

Bahagia Itu Berat Jika Kebutuhan Tidak Disederhanakan

Nusantarakini.com, Temanggung – 

Sebetulnya kebutuhan kita itu sederhana. Cuma karena kita suka tidak cermat dan buta yang akibatkan tumpang-tindih antara kebutuhan dan keinginan, antara harapan dan angan-angan, antara keperluan dan impian, maka perasaan kita mengira kebutuhan itu demikian kompleks, ribet dan beratnya.

Ini semua berpangkal pada kekurangtepatan kita dalam menyusun skala prioritas dan tingkatan-tingkatan kebutuhan itu.

Jika saja kita menyederhanakan susunannya, maka kebutuhan itu demikian sederhananya. Jika kita menemukan fakta kebutuhan itu sederhana, maka kebahagiaan itu pun sederhana.

Impian dan angan-angan itulah yang kompleks, sampai seolah-olah jadinya kebutuhan itu pun jadi kompleks. Sebabnya kita tidak dapat dengan baik membedakan di antara masing-masing.

Bayangkan orang hampir tidak bisa membedakan antara urusan ketek mulus misalnya (lihat iklan vaseline di tv) dengan urusan kesehatan dan kebersihan kulit perempuan.

Begitulah banyak perusahaan tidak membantu manusia mencapai kebahagiaan dengan sederhana. Bukannya menyederhanakan, malahan menyesatkan dan menjerumuskan manusia kepada kecemasan dan ketidaktenangan hidup.

Sebab sadar dengan cara itulah mereka meraup keuntungan, kendati pun membuat manusia jadi hidup rumit dan susah mendapatkan kebahagiaan.

Tapi tahukah Anda apa kebahagiaan itu? Kebahagiaan adalah akibat, bukan sebab ataupun keadaan yang berdiri sendiri. Dia adalah keadaan jiwa yang berwujud impulse yang dirasakan di dalam hati disebabkan terwujudnya hal-hal yang bertingkat di dalam eksistensi jiwa manusia.

Apakah hal yang bertingkat dalam jiwa manusia itu? Urutan dan tingkatannya adalah sebagai berikut: keperluan; kebutuhan; keinginan; harapan; impian; dan angan-angan.

Kebutuhan adalah prasyarat keperluan. Misalnya keperluan untuk mempertahankan hidup, maka prasyaratnya dibutuhkan makan, minum dan tempat tinggal untuk berlindung atau rumah. Untuk minum dibutuhkan air. Jenis dan sifat-sifat air minum beragam.

Sementara keperluan itu ialah mempertahankan hidup; mengembangkan hidup; melestarikan hidup; dan meregenerasikan/mewariskan hidup.

Terkait kebutuhan, keinginan, angan-angan dan impian ini, tidak hadir dan maujud tanpa adanya perangkat jiwa yang given dalam diri manusia. Perangkat itu adalah nafsu, desire, hasrat, libido dan istilah sejenisnya.

Mengenali dan memahami nafsu akan membantu kita mengenali tingkatan-tingkatan keperluan, kebutuhan hingga angan-angan. Pendeknya hal tersebut tergantung sepenuhnya dengan keadaan nafsu kita.

Dalam hal memenuhi kebutuhan manusia, dapat diperoleh dengan cara yang memutar dan terbalik. Kadangkala kita melayani dan memenuhi angan-angan orang lain hanya untuk mendapatkan alat atau sarana untuk memenuhi keperluan kita. Misalnya, kita memenuhi angan-angan seorang politisi untuk mencapai jabatannya, dengannya kita mendapatkan imbalan berupa uang, dan dengan uang itu kita membeli kebutuhan kita. Artinya, angan-angan dulu, baru kebutuhan. Aneh, bukan?

 

~Kyai Embun

Terpopuler

To Top