Budaya

Inikah Sebabnya Mengapa Penduduk Indonesia Hidupnya Sengsara?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Bilamana kita lihat Indonesia sebagai negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim, alamnya melimpah dengan hewan, sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, padi dan bahan tambang, tapi dengan mengejutkan kita mendapati fakta yang aneh, dimana banyak penduduknya hidup merana, menjadi babu di negeri tandus seperti Arab Saudi atau negara kafir seperti Hongkong, tentulah kita tak habis pikir, bukan? Kok bisa?

Itulah pertanyaan kita. Kita mendapati mayoritas penduduknya hidup miskin dan hampir hidup tak layak di kota-kotanya, kecuali sebagian kecil.

Adapun sebagian kecil itu hidupnya mewah, menindas dan menghisap golongan yang lainnya. Bahkan seolah kekuasaan yang membentang seluas Eropa dari Sabang hingga Merauke hanya disiapkan sebagai fasilitas dan alat untuk melayani segelintir manusia di atas pulau Jawa.

Bahkan yang tragis seolah kekuasaan berbentuk negara itu didirikan untuk fasilitas bangsa-bangsa asing dari eropa, arab, china dan jepang yang menikmati kelimpahan negeri khatulistiwa ini. Luar biasa fakta yang aneh ini. Sementara bangsa-bangsa yang hidup di berbagai pulau itu hidup miskin tak layak. Hasil buminya dinikmati oleh asing yang berusaha melegitimasi keberadaannya di Indonesia dengan isu kebhinnekaan.

Apa sebabnya hal ini terjadi. Jika kita lihat masalahnya dari sudut Al-Quran, nyatalah bahwa faktor sebenarnya ialah kaum penduduk setempat itu mengabaikan iman kepada Allah.

Iman kepada Allah membuat manusia kuat dan benci penghisapan, penipuan dan penjajahan. Sebaliknya kufr membuat jiwa lemah dan mudah ditipu. Rahasia selama ini ketika penduduk Indonesia melawan kekuasaan kafir Belanda, karena iman masih kuat menancap dalam sanubari mereka.

Sayang di zaman justru Indonesia berkuasa, yang maksudnya ialah ditegakkannya kekuasaan pribumi, agama Islam yang menjadi agama umum pribumi, malah lebih rendah derajatnya di dalam tatanegara ketimbang di zaman Belanda. Zaman belanda, Islam menjadi hukum formal bagi memutuskan masalah sosial. Tragis sekali, zaman Indonesia, Islam tidak berlaku penuh sebagai solusi hukum mereka yang beragama Islam, walaupun mereka menghendakinya.

Di sinilah pangkal kekufuran kolektif itu berlangsung. Dan ini kesalahan terus dimantapkan dan dikramatkan. Akibatnya, wajarlah jika kehidupan yang bahagia dan sejahtera lahir batin hilang dari penduduk Indonesia.

Kita tidak merasa bahwa sebenarnya kita sedang melembagakan kekufuran secara kolektif. Setiap kali ada usaha gugatan terhadap kesalahan kolektif ini, maka ada saja yang berusaha membela dan mempertahankan kekufuran ini, kendatipun akibat kesengsaraannya telah dirasakan oleh penduduk puluhan tahun.

Jadi, jika penduduk Indonesia ingin hidup bahagia lahir bathin, sejahtera, bebas dari penghisapan, korupsi, kriminalitas di segala bidang, penjajahan ekonomi dari bangsa asing, maka beriman dan bertakwalah sebenar-benarnya kepada Allah. Jangan biarkan kefasikan, kekufuran dan kemunafikan serta kesyirikan sebagai asas hidup di bumi nusantara ini. Selama kekufuran, kefasikan dan kesyirakan itu berjalan, selama itu pula kesengsaraan di bumi yang kaya ini melanda penduduknya. Karena orang kafir, fasik dan musyrik itulah yang berkuasa dan menindas di sini di atas kesengsaraan mayoritas penduduk.

 

~ Kyai Embun

Terpopuler

To Top