Nusantarakini.com, Jakarta –
Tere Liye, sastrawan masyhur, punya lukisan menyayat bagaimana persaudaraan tidak berarti bagi orang-orang komunis. Kisahnya terjadi pada kasus Jenderal S Parman dan Sakirman. S Parman adalah jenderal AD yang korban dampak kudeta Komunis. Sedangkan Sakirman adalah politisi penting di tubuh PKI.
Inilah yang ditulis oleh Tere Liye.
Jangan lupa, hanya PKI yang sanggup melakukannya….
Kebencian sebesar apa yang bisa membuat kita membunuh orang lain, lantas dilemparkan ke dalam sumur? Dan kebencian sebesar apa lagi yang membuat seorang kakak kandung membiarkan adiknya dibunuh, dilemparkan ke dalam sumur tua?
Ini adalah kisah seorang Letnan Jenderal bernama S. Parman, dan seorang petinggi Politbiro CC PKI bernama Sakirman. Kalian boleh jadi tidak tahu, dua orang ini bersaudara kandung. Yeah, mereka bersaudara, tapi berbeda pemahaman dalam banyak hal.
S Parman dan Sakirman menjadi seteru politik yang nyata. Dua kakak-adik itu menjadi musuh. Satu TNI, satu PKI.
Hari itu, entah kebencian sebesar apa yang membuat seorang kakak kandung tega melihat adiknya masuk dalam daftar Jenderal yang diculik. Hari itu, Jenderal S Parman dibawa hidup-hidup ke sebuah sumur tua, di sana dia ditembak tanpa ampun, kemudian dilemparkan masuk ke dalam sumur dingin itu. Jasadnya yang sudah menyedihkan, ditemukan beberapa hari kemudian. Sungguh, kebencian sebesar apa yang bisa membuat kita memutus tali persaudaraan?
Kenanglah peristiwa ini. Kisah S Parman dan Sakirman, dua saudara kandung, yang berbeda pemahaman, dengan ending menyesakkan. Hari ini, S. Parman menjadi nama banyak jalan besar di negeri ini. Kita boleh jadi lupa sejarahnya, tapi ijinkan saya mengingatkan kalian, agar kita lebih seimbang dalam mengenang sesuatu…. (dre)