Nusantarakini.com, Yogyakarta –
Sebuah artikel beredar luas di medsos mengulas realitas gerakan mahasiswa hari-hari ini, dimana saat rakyat lagi tertekan, kelompok penekan ini malah tidur kayak ular piton kekenyangan habis nelan buaya. Rupanya gerakan mahasiswa sudah kena sirep dan siram oleh penguasa. Lebih lanjut artikel itu menguraikan sebgai berikut. Artikel ini cukup membantu memahami demoralisasi yang melanda ke berbagai sektor masyarakat.
Kecendrungan pada materi sudah menjadi tabiat umum pada manusia, karenanya materi sering kali dijadikan sebagai alat untuk mempengaruhi tindakan manusia. Di zaman penjajah Belanda, cukup banyak pribumi bersikap kontra gerakan perjuangan dan memilih sebagai abdi Belanda demi mendapatkan imbalan materi dan kesejahteraan pribadi.
Lalu di zaman modern juga tabiat ini tetap eksis, sehingga tindakan money politik sudah menjadi rahasia umum sebagai jurus untuk mempengaruhi pemilih, begitupun tindakan penguasa mendekati gerakan pemuda dan mahasiswa memanjakan dengan berbagai materi sehingga terlena dan terbuai dari daya kritisnya? Inilah yang menjadi isu miring berkaitan dengan akan digelarnya Jambore Kebangsaan dan Wirausaha 12-17 September 2017 mendatang oleh 16 organisasi yang tergabung dalam Cipayung Plus, diperkirakan agenda ini akan menelan dana Milyaran Rupiah, apakah ini bagian dari pembungkaman gerakan Mahasiswa dan pemuda? Padahal dalam situasi masyarakat yang serba sulit saat ini yang dibutuhkan masyarakat bukanlah Jambore.
Sejak terjadi huru-hara kekisruhan nasional, terkhusus Ibu Kota Jakarta melalui ajang pilkada dan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kala itu, suasana nasional terus menerus mengalami ketegangan. Aksi ujuk rasa dengan massa jutaan manusia secara berjilid-jilid dilakukan.
Oleh karenanya langkah kepolisian berupaya mendekati satu-persatu simpul massa melalui pendekatan persuasif, salah satu sasarannya adalah membungkam gerakan pemuda dan mahasiswa melalui pemenuhan kebutuhan materi?
Adapun celah masuk kepolisian kepada gerakan pemuda diduga melalui seorang tokoh yang disegani oleh lintas gerakan pemuda yang juga sekaligus senior HMI, ia adalah Bursah Zarnubi.
Tidak mengherankan jika kepolisian bisa dengan mudah masuk melalui Bursah seorang berdarah Sumatra Selatan, ternyata Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang juga berasal dari Sumatra Selatan mampu memainkan emosional hubungan kedaerahan hingga keduannya memiliki hubungan baik sejak lama.
Melalui Bursah inilah, Kapolri Tito mulai mendekati gerakan pemuda dan mahasiswa. Sehingga bisa dipantau gerakan 16 OKP yang tergabung dalam Cipayung Plus ini kebanyakan alfa dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi bangsa. Atau jikapun muncul, hanya sebatas formalitas sebagai ‘setor muka’?
Menyesakkan dada memang, disaat masyarakat mengalami kesulitan lantaran daya beli yang semakin tertekan, disaat 2.44 juta rumah tangga miskin yang terkatung-katung kehilangan subsidi listrik karena anggaran APBN-P 2017 tidak cukup, lalu PHK dimana-mana, namun oknum pemuda dan Mahasiswa-nya “tertidur” bak ular piton kekenyangan setelah menelan mangsa yang besar.
Adapun diantara fasilitas yang telah memanjakan dan meninabobokkan segelintir elit OKP dan Mahasiswa, yakni melalui tiket tamasya ke negeri China. Program cincai-cincai ini dikemas dengan bahasa study tour dan diselenggarakan melalui beberapa gelombang hingga para elit OKP dan Mahasiswa itu terepresentasikan.
Setelah itu, hubungan Cipayung Plus dengan Kapolri semakin berjalan mesra, melalui perantara Bursah sebagai tokoh yang disegani para elit OKP dan Mahasiswa, Kapolri Tito mengumpulkan para elit tersebut di rumah dinasnya Kebayoran Baru Jakarta, Minggu (11/06/2017) sekaligus berbuka puasa.
Dalam kesempatan itu Bursah menyampaikan apresiasinya atas kehadiran para pimpinan Ormas Mahasiswa dan Pemuda yang telah memenuhi undangan Kapolri.
“Kelompok Cipayung Plus, benar-benar mencerminkan keragaman Indonesia karena mewakili semua agama yang ada di Indonesia selain juga ada yang bercirikan gerakan nasionalis.Ini refleksi yang bulat dari Indonesia, inilah miniatur Indonesia, karena mewakili semua keyakinan di Indonesia. Jika keakraban dan persatuan ini terus berlanjut, kita akan jadi bangsa yang besar,” ujar Bursah.
Melalui pertemuan itu juga terungkap ide untuk melaksanakan Jambore Kebangsaan sebagai kegiatan bersama 16 OKP dan Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung plus. Dana kegiatan ini diperkirakan akan menghabiskan Milyaran Rupiah dengan estimasi peserta mencapai 5.000 orang.
Pada kesempatan itu Kapolri Tito menyambut baik ide Cipayung Plus untuk menyelenggarakan Jambore Nasional Kebangsaan dengan perwakilan HMI sebagai ketua panitia dan perwakilan KAMMI sebagai sekretaris panitia.
“Untuk jambore Insya Allah akan kita dukung, untuk contact personnya nanti silakan hubungi Pak Bursah,” imbuh Tito.
Selanjutnya pada Senin (31/7), 16 anggota Cipayung plus itu melakukan Grand Launching di RM Handayani Matraman Jakarta Timur. Dijelaskan bahwa agenda Jambore ini akan dilangsungkan pada 12-17 September 2017 yang rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Dari serangkaian peristiwa ini, jika ditelaah terlihat diduga merupakan pengkondisian terhadap gerakan OKP dan Mahasiswa oleh pihak penguasa. Entah apakah itu untuk meredam gejolak dari keterpurukan ekonomi nasional, ataukah kasus penganiayaan Novel Baswedan? yang sangat dikhwatirkan adalah urat kritis cipayung plus saat ini sedang tersumbat materi, sehingga daya kritisnya melemah?
Terlepas daripada itu, diperkirakan sumber dana penyelenggara Jambore Kebangsaan yang diperkirakan menelan dana milyaran tersebut bukanlah berasal dari sumber dana APBN, melainkan sumber dana kegiatan Jambore Kebangsaan ini diperkirakan disokong dari Polri?
Berdasarkan informasi yang terkumpul, 16 organisasi yang tergabung dalam cipayung plus dan yang hadir pada pertemuan di rumah kapolri sebagai berikut.
1.Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Bursah Zarnubi
2.Ketum PB HMI Mulyadi P Tamsir
3.Ketum DPP IMM Taufan Putra Revolusi Korompot
4.Ketum GMKI Sahat Martin Sinurat
5.Ketum PP PMKRI Angelius Wake Kako
6.Ketum KMHDI Putu Wiratnaya
7.Ketum PMII Agus Herlambang
8.Ketum HIKMAHBUDHI Sugiartana
9.Ketua Presidium GMNI Chrisman Damanik
10.Ketum KAMMI Kartika Nur Rakhman
11.Ketum GPII Karman BM
12.Ketum Gema Matha’ul Anwar Ahmad Nawawi
13.Pemuda PUI Rizal Arifin
14.Ketum PP Syabab Hidayatullah Suhardi
15.Barisan Muda Al Ittihadiyah Hasbi
16.PP Gerakan Pemuda Alwashliyah Wizdan PL
Kita ngatkan idealisme gerakan pemuda dan mahasiswa jangan sampai redup dan khianati jiwa rakyat hanya karena diguyur oleh materi. Bila ingin tetap dipercaya rakyat, pentolan-pentolan mereka harus diminta pertanggungjawabannya oleh anggota-anggota mereka lalu dipecat jika terbukti bersalah. (hgt)
sumber: http://reportaserakyat.com/editorial/