Nusantarakini.com, Jakarta –
“Kelompok-kelompok ekstremis ini ada mau bikin satu negara lagi, dong tidak mau di negara NKRI, dong mau ganti dengan nama negara khilafah. Negara khilafah itu berarti semua harus Salat, tidak boleh ada perbedaan…”
“Dan celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor 1 Gerindra. Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN.Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran.”
(Victor Laiskodat)
Heboh pidato anggota legislatif Partai Nasdem di NTT viral di jagat sosmed. Victor Laiskodat dengan keterbatasan pengetahuannya, telah secara serampangan menuduh ajaran Islam (Khilafah) sebagai ajaran yang menebarkan ketakutan, intoleransi, memecah belah, bahkan sampai disebut mewajibkan setiap orang untuk salat dan tidak boleh ada perbedaan.
Karena pengetahuan yang minim pula, Victor sampai membabi buta melayangkan tuduhan kepada Partai Demokrat, PAN, Partai Gerindra dan PKS. Victor menyebutnya sebagai partai-partai pendukung intoleransi dan radikalisme.
Bahkan yang lebih naif lagi, Victor membuat kongklusi ngawur dengan menyudutkan pihak-pihak yang menolak Perppu No. 2/2017 sebagai Pendukung radikalisme dan intoleransi.
Partai Politik Meradang
Terang saja tuduhan yang dilontarkan Victor membuat sejumlah Partai yang dituding meradang. Partai politik berbondong-bondong membuat laporan polisi ke Mabes Polri.
Partai Demokrat secara khusus membuat konferensi pers di NTT untuk menepis tudingan Victor. PKS membuat konferensi pers di DPP PKS Jakarta. Gerindra melalui Iwan Sumule lapor ke Mabes Polri.
PAN melalui Drajad Wibowo menanggapi sinis pernyataan Victor Laiskodat.
“Pernyataan Victor Laiskodat itu justru memperkuat kekhawatiran di kalangan umat Islam bahwa Perppu Ormas memang bernuansa Islamophobia,” kata anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Hari Wibowo, Jumat (4/8/2017).
“Kekhawatiran bahwa tujuan Perppu Ormas yang sebenarnya adalah untuk memberangus ormas Islam, khususnya HTI (Hizbut Tahrir Indonesia),” sambungnya.
Pembelaan Pada Khilafah, Ajaran Islam
Seluruh partai politik telah memberikan reaksi keras untuk membela partainya. Tindakan yang dibenarkan hukum untuk membela marwah dan wibawa Partai.
Sayangnya, tudingan terhadap Khilafah yang dilontarkan Victor dianggap sebuah kebenaran. Asumsi khayali Victor Laiskodat yang mencitraburukan Khilafah ajaran Islam yang mulia, perlu diluruskan.
Di sinilah peran penulis yang akan membela Khilafah, hingga tidak ada lagi kesalahpahaman dan kesimpangsiuran terhadapnya.
Perlu diketahui, negeri ini dan negeri-negeri Islam di belahan bumi yang lain, mengalami keterpurukannya dan kemunduran yang luar biasa bukan karena menerapka sistem Islam Khilafah.
Justru mayoritas negeri-negeri muslim termasuk Indonesia yang hari ini dilanda krisis multidimensi: korupsi, pengangguran, kemiskinan, perampokan sumber daya alam, kejahatan, dekadensi moral, xisharmoni sosial, semua disebabkan karena Negeri ini menerapkan sistem “Sekulerisme-kapitalisme-demokrasi.”
Bukan Khilafah yang meng korupsi E-KTP, tetapi oknum anggota Dewan yang terhormat! Bahkan memimpin sidang pengesahan RUU Pemilu!
Bukan Khilafah yang menjual aset dan sumber daya negara kepada asing, tetapi para penguasa negeri ini!
Bukan Khilafah yang terlibat jaringan narkoba, tetapi jaringan Cina dan oknum aparat penegak hukum yang mendistribusikannya!
Bukan Khilafah yang melepaskan pulau Sipadan Ligitan, tetapi penguasa periode Presiden Megawati!
Bukan Khilafah yang melepaskan Tim-tim, tetapi konspirasi AS dan Australia!
Bukan Khilafah yang ingin melepaskan Papua, tetapi OPM yang jelas-jelas angkat senjata!mo
Khilafah tidak pernah memaksa orang untuk sholat, kecuali ia beragama Islam. Tidak ada paksaan dalam agama!
Khilafah tidak bersikap intoleran, itu sebabnya darah dan harta kafir dzimmi dilindungi Khilafah!
Khilafah pemimpinya sangat sholeh dan amanah, itu sebabnya Umar bin Khatab mematikan lampu minyak Negara ketika urusan pribadi!
Khilafah sangat peduli kepada rakyat dan mensejahterakan, itu sebabnya Umar bin Abdul Azis kesulitan menemukan penerima zakat!
Khilafah belum diterapkan di negeri ini, lantas Anda membuang kesalahan atas kerusakan kapitalisme sekulerisme kepada Khilafah?
Situ sehat?
*Nasrudin Joha [mrm]