Analisa

BUKA MATA. Gagal Paham Sejarah Karakteristik Bangsa

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Karakteristik Bangsa Cina sesuai dengan DNA-nya, yaitu Konfusianisme, sebuah kebudayaan yang berorientasi pada keluarga dan berakar dalam keluarga. Serta memiliki komponen etik yang kuat dan berakar serta moralitas yang tinggi.

Fakta sejarah Bangsa Cina adalah bangsa jajahan, bukan bangsa penjajah. Kemajuan dan kebangkitan Cina dianggap sebagai pemulihan keadilan, daripada mengambil keuntungan atas bangsa-bangsa lain, sebagai pemerolehan kembali statusnya yang hilang, daripada meraih sesuatu yang baru.

Hubungan dagang multi nasional Cina yang dibuka menganut Sistim B to B dan G to G yaitu suatu hubungan kerja yang saling menguntungkan. Serta nihil tekanan politik maupun penaklukan ala ekspansi imperialisme dan kolonianisme.

Memahami sejarah untuk menbawa bangsa kita menuju ke titik tertinggi yaitu kesejahteraan rakyat banyak dan tinggal landas menuju menjadi negara maju. Kita perlu mewaspadai propaganda dan provokasi yang membolak-balikkan fakta sejarah,  sehingga dapat menghambat kemajuan bangsa; karena gagal paham sejarah.

Karena, hal ini justru berpotensi memecah belah bangsa sesuai dengan agenda Bangsa Yahudi Amerika, yang saat ini telah mencengkeram bangsa kita sejak dimulainya Repelita Pertama ala Orde Baru sampai sekarang. Fakta yang kita peroleh sampai sekarang masih nampak di depan mata, emas kita dijarah dan minyak kita dirampok.

Politik bangsa kita pun telah disandera dengan ideologi liberalisasi dan privatisasi pengurangan peran negara (cabut subsidi). Serta tersandera demokrasi dan HAM ala Yahudi Amerika. Padahal itu jelas-jelas bukan karakter bangsa kita.

Fakta bahwa setelah Yahudi Amerika memporakporandakan dunia Islam di Timur Tengah, melalui ISIS buatan mereka, dengan komandannya Samuel Elliot asli Yahudi, yang kemudian menjelma menjadi Abu Bakar Al-Baghdadi. Kini targetnya adalah Indonesia yang sexy dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Kalau kita benar-benar peduli dan mencintai bangsa ini, janganlah tidak berbuat apapun. Dan jangan pula malah menjadi “cacing dalam perut singa,” dengan ikut memprovokasi, mengadu domba ras dan agama, yang mana ini jelas sangat signifikan menghambat kemajuan bangsa.

Marilah kita kembali merajut kebhinnekaan bangsa ke dalam satu kesatuan NKRI, yang merupakan potensi bangsa. Serta kembali ke DNA bangsa kita, yaitu Demokrasi Pancasila dan gotong royong.

Raih prediksi Martin Jacques, bahwa Indonesia akan menjadi negara ke-7 terkuat di dunia pada tahun 2050. Sekarang saatnya membuat pondasi menuju tinggal landas kekuatan ke-7 di dunia global. Mari kita nihilkan provokasi yang menggiring opini sentimen ras. [erche]

Peduli NKRI..🇮🇩
*Chandra Suwono, Pemerhati Ekonomi, Politik dan Budaya, tinggal di Jakarta.

Terpopuler

To Top