Nusantarakini.com, Jakarta –
Ketika anda melakukan sebuah perbuatan yang bisa memancing emosi massa, maka anda harus mencoba menenangkanya. Lalu bagaimana jika anda tidak yakin bisa menenangkan emosi mereka? Maka strategi pura-pura kesurupan bisa anda coba.
Kehormatan pemimpin adalah hal utama dalam mengatasi stabilitas politik bangsa. Tapi bagaimanapun sulit untuk menghormati pemimpin yang plonga-plongo. Barangkali inilah alasan Mendagri Tjahjo kumolo sampai memberikan contoh gila “Kim Jong Un.” Bahkan Saking frustasinya, Telegram dianggap sebagai ancaman kehormatan presiden.
Secara kronologis, ucapan Mendagri tersebut diprakondisikan oleh kontroversi yang belum mereda pasca chat porno firza. Bahkan, isu PSK yang dituduhkan ke istri Hermansyah justru terkesan monoton sehingga tidak mampu mengalihkan pemberitaan. Maka, mulailah penguasa berpikir untuk menciptakan kontroversi secara bertubi tubi layaknya orang kesurupan.
Dengan kata lain, bagi pemimpin lemah, menciptakan kontroversi yang lebih tolol akan cukup menurunkan tensi politik kontemporer. Harapanya, masyarakat oposisi yang bersiap berkonsolidasi melawan rezim justru ikut ikutan plonga-plongo. [mc]
*Ziyad Falahi, Pengamat Sosial Politik, tinggal di Jakarta.