Gaya Hidup

Biar Utuh dan Kuat, Kaum Mukmin Memerlukan Elemen Yang Jadi Urat dan Darah, Anda Siap Jadi Itu?

Nusantarakini.com, Jakarta –

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

Perkataan Nabi Muhammad Saw di atas amat terkenal, namun apakah kaum beriman sudah mencerminkan gambaran sebagai sebuah tubuh? Ini yang masalah, dan ini adalah pekerjaan rumah yang tidak remeh.

Sekiranya kaum beriman merefleksikan sebuah tubuh yang hidup, mungkin situasi yang dihadapi orang-orang beriman akan berbeda?

Seperti saya, Anda pun tentu sering menemukan betapa sekiranya orang-orang kaya dan kuat dari kaum beriman terjejaring dengan para penggerak dan masyarakan lainnya di bawah, maka kenyataan kaum beriman yang rapuh dan lemah ini akan lain ceritanya.

Saya misalnya sering menemukan betapa mubazzirnya manfaat kekayaan dan koneksi orang-orang kaya dan elit dari kaum beriman yang manfaat mereka tidak terlimpahkan kepada orang-orang beriman lainnya. Manfaat keberadaan dan kekayaan mereka terisolir sedemikian rupa, padahal mereka memerlukan bagaimana manfaat tersebut dapat diberikan dan disalurkan demi kekuatan kaum beriman.

Saya misalnya menemukan bagaimana seorang yang kaya rumahnya, asetnya dan kekayaannya tidak efektif dan nganggur begitu saja, padahal dia amat ingin sekali bagaimana aset-aset dia tersebut termanfaatkan demi kekuatan kaum beriman.

Sementara itu, para penggerak kaum beriman, pejuang-pejuangnya, basis sosial lainnya, kebingungan bagaimana mendapatkan materi untuk menopang aktivitas mereka yang tinggi? Lantas dimana masalahnya dan bagaimana solusinya?

Saya akhirnya menemukan problemnya adalah bahwa jika kaum beriman ini laksana satu tubuh, maka yang jadi darah dan urat-uratnya kosong, tidak ada. Yang ada ialah kepala yang tidak nyambung secara kuat ke kaki dan betis. Kepala entah menghadap kemana, yang kaki entah berjalan kemana?

Fenomena ini harus diatasi. Maka harus ada elemen atau orang per orang yang berfungsi sebagai darah yang mengangkut makanan dan vitamin ke seluruh tubuh supaya setiap bagian per bagiannya kuat dan sehat.

“Aktivis darah” dari tubuh kaum beriman ini harus memainkan peranan itu yang hilir mudik mengangkut gizi dan vitamin.

Kedua, harus ada elemen yang jadi urat yang menjadi sarana transfortasi pendistribusian vitamin demi kesehatan dan kesegaran tubuh kaum beriman ini. Urat-urat ini, ada sebagai urat syaraf dan ada sebagai urat nadi.

Dengan begitu, kaum beriman tidak jalan sendiri-sendiri, kuat sendiri-sendiri, lemah sendiri-sendiri.

Baru benar gambaran kaum beriman itu laksana satu tubuh. Nah, siapa yang mau maju jadi darah dan urat-uratnya tubuh kaum beriman di antara Anda?

 

~ John Mortir

 

Terpopuler

To Top