Nusantarakini.com, Jakarta –
Apakah Anda salah satu yang bertanya-tanya, kenapa Iriana, istri Hermansyah luput dari target penganiayaan oleh para pelaku? Menurut Anda, bagaimana hal itu terjadi?
Analisanya bisa begini, jika memang hal tersebut merupakan suatu aksi terencana. Sekali lagi ini analisa spekulatif, ya.
Pertama, pelaku memang betul-betul Ndeso. Pelaku mungkin mengira, Hermansyah yang terkesan bersahaja ini, dalam pikiran pelaku tidak mungkin beristri keturunan Eropa. Dalam pikiran bahlul mereka, yang layak beristri wanita eropa dan cantik hanya orang yang macho, kaya dan perlente.
Karena kejadiannya larut malam, si pelaku yang ndeso ini, mengira bahwa perempuan di samping Hermansyah bukanlah istrinya. Paling juga teman kongkownya. “Nggak mungkinlah Hermansyah yang bersahaja punya istri orang asing. Paling istrinya ndeso juga. Dan musti berjilbab, karena Hermansyah suka bela agama. Ini tidak, berarti, bukan istrinya,” kira-kira begitu taksiran isi pikiran pelaku.
Karena bule, pikiran si pelaku berkata, tidak perlu dihabisi seperti Hermansyah. Kalau dihabisi, bisa-bisa merembet menjadi ketegangan antar negara. Nanti jika terjadi investigasi melibatkan dua negara, hasilnya bisa tidak dikendalikan. Habis. Bisa ketahuan semuanya.
Ternyata, dugaan ndeso mereka meleset total. Dasar pikiran ndeso yang sederhana dan polos.
Iriana, istri Hermansyah, memang benar-benar bukan perempuan ndeso yang akan meraung-raung jika lihat darah mengucur. Dia dengan terkendali, sanggup menyelamatkan nyawa suaminya.
Tinggal sekarang, pelaku ndeso dan dalangnya, harus dapat disikat. Itu, jika memang terindikasi suatu aksi assasinasi politik. (gft)
