Nusantarakini.com, Jakarta –
Kembalinya Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) dari lawatannya dari Turki dan Jerman yang memboyong keluarganya ternyata masih tetap menjadi sorotan publik. Hal ini karena nampak ada kejanggalan, dimana anak cucu Jokowi yang turut serta “aji mumpung” menikmati pesawat kepresidenan itu turun melewati tangga pesawat belakang dan langsung memasuki kendaraan. Beda sekali suasananya dengan saat keberangkatan.
Sebagaimana diketahui, pesawat RI-1 itu mendarat di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, pukul 16.45 WIB, Minggu 9 Juli 2017. Dan nampak terpantau, Presiden Jokowi langsung disambut Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah, Menkopolhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Mensesneg Pratikno, dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki. Serta tidak ketinggalan juga Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan, serta Pangdam Jaya Mayjen Jaswandi turut menyambut.
Seperti dilansir viva.co.id, setelah memasuki ruang VVIP di Lanud Halim Perdana, terlihat keluarga Jokowi yang turut ikut dalam lawatan yakni putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabumi dan istri serta anaknya, Kahyang Ayu, dan Kaesang, turun melewati tangga pesawat belakang dan langsung memasuki kendaraan.
Rombongan “bedhol desa” keluarga Jokowi dalam lawatan ke luar negeri ini, menjadi sorotan tajam berbagai pihak. Karena dianggap sangat tidak bijak kalau kunjungan resmi dan penting seorang Kepala Negara untuk menghadiri agenda penting mengajak serta semua keluarganya.
Kendati Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, sudah mengeluarkan keterangan resminya bahwa beban biaya perjalanan keluarga presiden bukan tanggungan negara. Namun jelas tidak bisa membantah kenyataan bahwa dari segi manfaat tidak ada sama sekali.
Apa manfaatnya Jokowi mengajak lima orang anggota keluarganya, yakni dua orang putra dan satu orang putri Presiden, satu orang menantu dan satu cucu buat bangsa Indonesia dalam lawatan kenegaraan ke Turki dan Jerman? Pertanyaan itu mungkin yang banyak terbersit dalam pikiran publik. Inikah yang dinamakan Revolusi Mental? Hanya Jokowi dan lingkarannya yang tahu jawabannya. [mc]