Internasional

BIADAB!! Militer Armenia Serang Warga Sipil Azerbaijan dengan Peluncur Granat, Nenek dan Cucu Terbunuh

Nusantarakini.com, Jakarta – 

Pasukan militer Armenia membunuh gadis berusia 2 (dua) tahun dan neneknya. Demikian rilis yang diterima dari Kedutaan Azerbaijan untuk Indonesia kepada Nusantarakini.com, Jakarta, Sabtu malam (8/7/2017).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, Hikmet Hajiyev, menyampaikan, pada tanggal 4 Juli 2017, hasil serangan warga sipil yang ditargetkan dan disengaja oleh tentara bersenjata Armenia dengan mortar 82 dan 120 mm dan peluncur granat berat mengenai Guliyeva Sahiba (lahir tahun 1967) dan cucunya yang berusia 2 tahun, Guliyeva Zahra terbunuh.

Warga sipil lainnya, terang Hikmet, Guliyeva Sarvinaz (lahir tahun 1965) terluka dan benda-benda sipil mengalami kerusakan. Akibat provokasi angkatan bersenjata Armenia ini, kata dia, pembunuhan wanita tua dan cucunya yang berusia 2 tahun dan melukai warga sipil lainnya dan merusak benda-benda sipil tidak lain adalah tindakan vandalisme dan sekali lagi membuktikan sifat teroris dari Armenia.

Menurut Hikmet, Armenia telah melakukan serangan yang sistematis, disengaja dan ditargetkan terhadap penduduk sipil yang meliputi antara lain perempuan, anak-anak dan orang tua yang tinggal di daerah padat penduduk yang berdekatan dengan garis depan.

“Serangan langsung dan disengaja Armenia terhadap penduduk sipil dan benda sipil di Azerbaijan, merupakan pelanggaran serius terhadap undang-undang kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, khususnya Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan I, Konvensi Hak-hak Anak dan Konvensi untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Fundamental,” ungkap Hikmet.

Lebih lanjut Hikmet menjelaskan, setelah kunjungan dari OSCE Minsk Group Co-Chairs ke wilayah tersebut, ketika Co-Chairs dan organisasi internasional menyerukan untuk mengubah status quo pendudukan dengan substantif dan perundingan serius, Armenia berusaha untuk melakukan provokasi dasar dan jahat yang bertujuan untuk pembunuhan yang disengaja dan ditargetkan kepada warga sipil, termasuk anak-anak.

“Azerbaijan telah berulang kali mengingatkan masyarakat internasional bahwa alasan utama ketegangan dan insiden di garis depan dan hambatan utama dalam resolusi konflik adalah kehadiran yang tidak sah dari angkatan bersenjata Armenia di wilayah pendudukan Azerbaijan,” beber Hikmet.

Hikmet menekankan, tanggapan kepemimpinan militer Armenia terhadap seruan dari OSCE Minsk Group Co-Chairs dan organisasi internasional untuk kembali terlibat dalam perundingan substantif untuk menyelesaikan konflik dengan pembunuhan brutal dan melukai warga sipil sekali lagi menunjukkan perlunya Co-Chairs harus menuntut Armenia untuk menarik pasukannya dari wilayah pendudukan Azerbaijan sesuai dengan norma dan prinsip hukum internasional dan keputusan yang relevan dari organisasi internasional serta mengubah status quo pendudukan.

“Tanggung jawab atas situasi saat ini benar-benar jatuh pada kepemimpinan politik-militer Armenia,” tegas Hikmet.

Berikut juga kami kutip Pernyataan Menteri Pertahanan Republik Azerbaijan mengenai tragedi tersebut:

Pada tanggal 4 Juli pukul 20:40 Angkatan Bersenjata Armenia membakar wilayah Desa Alkhanli Fizuli, menggunakan mortar 82 dan 120 milimeter dan peluncur granat berat.

Akibat Provokasi Armenia, warga desa Guliyeva Sakhiba Idrisgizi (lahir pada tahun 1967) dan Guliyeva Zakhra Elnurgizi (lahir tahun 2015) terbunuh. Guliyeva Servinaz Iltifat gizi (lahir pada
1965), yang terkena luka fragmen akibat penembakan tersebut, telah dibawa ke rumah sakit militer dan dioperasikan.

Struktur internasional yang relevan diinformasikan sehubungan dengan insiden tersebut. Karena tindakan pembalasan yang memadai yang dilakukan oleh unit militer Angkatan Bersenjata Azerbaijan yang berada di arah ini, musuh ditekan.

Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa pimpinan militer-politik Armenia bertanggung jawab penuh atas provokasi berdarah ini. [MC/KBM]

 

Terpopuler

To Top