Mana Yang Lebih Sering Dibuka Oleh Orang Yang Berpuasa: Alqur’an atau Facebook?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Zaman digital sekarang memang sungguh enak-enak susah. Enaknya ialah segala informasi secara cepat dan variatif dapat diperoleh melalui beragam saluran.

Karena saluran berita mainstream seperti televisi dan koran sudah diseleksi dan diatur sedemikian rupa demi kepentingan pemilik dan pengambil kebijakan redaksi, maka produk-produk informasi yang dikeluarkan ke publik terasa hambar dan penuh dengan framing.

Lain halnya, dengan informasi yang diperoleh lewat media sosial seperti facebook, twitter, group wa, dan seterusnya, kebaruan dan kesegaran berita terasa sangat kuat. Karena berita yang diunggah belum terkontaminasi dengan parah oleh framing dan pengolahan.

Akibatnya, alternatif informasi dari media sosial lebih diandalkan oleh publik saat ini daripada informasi lewat media mainstream.

Masalahnya, berenang di media sosial kerap melenakan dan menghanyutkan. Bahkan bikin candu.

Dampak adiktif dari media sosial ini merugikan sekali bagi perilaku dan habit baik seseorang.

Misalnya saja, dalam ramadlan harusnya waktu dihabiskan lebih banyak untuk membaca Alqur’an, tapi karena kecanduan media sosial, seseorang lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca satu per satu informasi dari saluran media sosial ketimbang Alqur’an.

Habit yang merugikan amal ini tidak mudah di atasi. Hanya kemauan dari masing-masing bersangkutanlah yang dapat mengatasinya.

Semoga di bulan ramadlan kali ini dapat dikurangi kecanduan terhadap media sosial. (fdr)