Analisa

Kaum Komunis dan Kapitalis Garis Keras Eksploitasi Isu Terorisme Guna Memperlambat Kehancuran Mereka. Ini Analisanya

Nusantarakini.com, Jakarta –

Masih ingat perang dunia kedua? Tentu dong. Saat itu Stalin dan Churchill bisa-bisanya bergabung. Padahal katanya musuh utamanya adalah negeri penyokong kapitalisme.

Komunis dan kapitalis itu hanya omong kosongnya sekelompok elit rasis yang ingin menggenggam dunia dan seisinya. Mereka yang seupil itu, ingin merampas hak Tuhan atas dunia dan seisinya. Mereka mau menjadi Tuhan di dunia ini.

Kapitalisme adalah anak kandung pertama mereka. Sedangkan komunisme adalah anak kandung kedua. Tetapi kedua anak mereka ini susah akur, saling dendam, iri dan hasad. Satu-satunya yang dapat menjeda ketegangan dan pertarungan di antara mereka hanya ketika agama mulai bangkit dari rongrongan mereka. Kebangkitan agama, terutama Islam membuat mereka sekonyong-konyong bersatu menghajar agama.

Yang komunis ini merupakan anti agama paling militan. Sedangkan kakaknya, kapitalisme tidak suka agama karena menghalangi kerakusan mereka menguasai seisi dunia. Jadi kedua paham yang dilahirkan oleh secuil manusia-manusia rasis ini hakikatnya adalah dajjal perusak keindahan dan keseimbangan dunia ciptaan Yang Maha Kuasa.

Ketika mereka tersudut, modus utama mereka ialah menciptakan isu terorisme yang dialamatkan kepada Islam. Padahal sebenarnya komunis dan kapitalis inilah teroris yang sesungguhnya.

Kini setelah jagoan mereka dikandaskan, tiba-tiba isu terorisme meletus. Ini adalah modus lama untuk memperlambat kehancuran dua paham yang tidak berguna ini. Sebab makin lama makin tersingkap betapa rusaknya, betapa jahatnya kedua paham yang diciptakan untuk membelah umat manusia tersebut. Di atas pembelahan umat manusia tersebut, berkuasalah segelintir manusia rasis yang merajai perdagangan kekuasaan. Mereka secara rahasisa mengatur jalannya konflik, memperdagangkan konflik dan mensuplai aneka kebutuhan senjata dan pangan dalam situasi konflik. Betul-betul bedebah turunan Iblis tersebut.

Maka solusinya ialah harus dimusnahkan paham kapitalisme dan komunisme di Nusantara yang religius ini. Setiap kali isu terorisme meningkat dan meluas, itu indikasi berkuasanya pion-pion komunis dan kapitalis garis keras di tubuh kekuasaan negara. Sebab dengan menggelar isu terorisme itu, mereka punya alibi untuk memalingkan perhatian rakyat kepada kejahatan dan agenda mereka sekaligus menjadi jalan bagi mereka menumpas pesaing-pesaing politik mereka. Tidak percaya, silakan periksa bagaimana PKI menggunakan isu terorisme yang dialamatkan ke DI/TII di masa Orde Lama.

Nah sekarang situasinya rada mirip. Dan medan konstelasinya meluas hingga ke konflik di Marawi.

Konflik di Marawi yang mengundang pemberlakuan darurat militer di Filipina, telah memunculkan aktor lain, yaitu komunis Filipina. Ini akan mengundang komunis di Indonesia untuk mengkristalkan diri dan berkoneksi dengan konflik di sana.

Tentu ini suatu awal bagi konflik yang lebih luas dan brutal di masa depan seperti halnya Suriah dengan adanya aktor-aktor komunis Kurdi sebagai bagian dari konflik. Maka, bersiaplah. Kiamat kecil sudah di depan mata.

~ John Mortir

Terpopuler

To Top