Nusantarakini.com, Jakarta –
Ketua Fraksi Gerindra MPR RI Edhy Prabowo menyatakan bahwa aksi penolakan terhadap kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Sulawesi Utara kemarin sangat disayangkan dan harus menjadi bahan koreksi kita semua.
“Pemandangan tersebut tidak hanya bentuk penghinaan kepada negara, tetapi juga melukai Pancasila,” kata Edhy dalam keterangannya kepada Nusantarakini.com di Jakarta (15/5/2017).
Menurut Edhy, tidak datang tersebut merupakan penghinaan kepada simbol negara karena kedatangan Saudara Fahri Hamzah ke sana sebagai pejabat tinggi negara yang sah dan diakui undang-undang.
“Dan kedatangan Saudara Fahri juga dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sesuai yang diamanatkan rakyat kepadanya,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Edhy, bandara juga merupakan aset dan simbol ekonomi negara yang memiliki aturan. Tidak dibenarkan bila sekelompok orang bisa dengan mudah memasuki ruangan bahkan hingga kawasan lepas landas (apron) bandara, karena dapat mengganggu aktifitas penerbangan dan ketertiban.
“Aksi penolakan kedatangan Saudara Fahri Hamzah juga mencederai nilai-nilai Pancasila. Selain merusak kedamaian dan kebhinekaan, tindakan tersebut juga berpotensi menular ke daerah lain. Hal itu amat sangat disayangkan,” tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Lebih lanjut Edhy Prabowo mengatakan bahwa Negara memperbolehkan demonstrasi sebagai bentuk berdemokrasi. Namun cara-cara yang dilakukan haruslah sesuai dengan norma berbangsa, tidak melanggar hukum dan tidak menabrak undang-undang yant berlaku. Apalagi sampai mengancam kedaulatan berbangsa.
“Mengacung-acungkan senjata tajam dan menerobos lingkungan bandara sangat tidak dibenarkan secara hukum dan tidak mencerminkan demokrasi yang baik,” ucapnya.
“Oleh karena itu saya meminta dan menuntut pihak kepolisian untuk bertanggungjawab dan mengusut aktor intelektual aksi tersebut. Buktikan bila negara hadir dan tidak kalah dengan pihak-pihak yang dapat mengancam keutuhan berbangsa,” imbuh Edhy menegaskan.
Edhy Prabowo mengimbau kepada masyarakat agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi. Dia juga mengajak supaya bersama-sama menjaga kedaulatan Bangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
“Bersama kita pupuk kedamaian dan persatuan dalam bernegara. Bersama kita menjaga Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya. [mc]