Nusantarakini.com, Jakarta –
Pemuda NTB yang berada di Jakarta beraksi. Mereka tersinggung dengan penghinaan yang dilakukan oleh Steven yang menghina Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang, di Singapura. Akhirnya mereka melakukan sweeping hingga ke kediaman Steven di Meruya.
Menurut keterangan Azwar Muhammad dari Pemuda NTB, Steven sudah 11 tahun tidak berada di rumah tersebut.
Muncul masalah baru, kenapa KTP Steven masih tetap dengan alamat di Meruya tersebut.
Kasus KTP yang diduga fiktif ini harus diselidiki, apakah betul yang bersangkutan tinggal di Meruya atau sudah di luar negeri.
Seperti yang sudah beredar luas, Steven memaki Tuan Guru Bajang saat antri di loket Batik Air di Singapura.
Saat itu, karena keperluan tertentu, Tuan Guru Bajang pergi sebentar untuk keperluan tertentu dari antrian dengan membiarkan istrinya tetap berada di antrian. Saat Tuan Guru Bajang kembali ke antrian dan langsung ke posisi istrinya, Steven langsung marah dan memaki Tuan Guru Bajang tersebut.
Sebenarnya kata-kata yang dilontarkan sangat panjang dan kasar, tidak hanya “tiko”, tapi Tuan Guru Bajang tidak mengungkapkannya. Tuan Guru Bajang hanya penasaran apa arti “Tiko” tersebut. Setelah dicari, maksudnya adalah tikus got.
Ketika Tuan Guru Bajang dimaki, beliau tidak bereaksi kendati Steven memaki-makinya dengan kasar. Beliau diam saja. (sdr)