We Stand With Ardian Syaf! Why?

Nusantarakini.com, Jakarta –

Kabar sedih datang dari dunia seni komik. Seorang terkemuka dari seniman komik internasional dari Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia menyampaikan salam perpisahannya dengan dunia seni yang ditekuninya sejak lama itu.

Melalui akun Facebooknya pada Senin (10/4) lalu, dia mengucapkan hal ini:

“Hai dunia, karier saya sudah berakhir sekarang. Itu adalah konsekuensi dari apa yang saya lakukan, dan saya menerimanya. Tolong jangan ada lagi ejekan, debat, jangan ada lagi kebencian. Saya harap semuanya damai,” demikian ia mengawali statusnya di Facebook.

“Selamat tinggal, semoga Tuhan memberkati kalian. Saya menyayangi kalian semua,” katanya.

Ada Gerangan Apa Rupanya?

Ternyata persoalannya dari hal sepele. Ardian menyisipkan angka 212 dan 51 dalam komiknya. Angka itu memiliki resonansi khusus di Indonesia. Angka itu melambangkan aksi massa anti penindasan minoritas di Indonesia.

Tetapi bagi pabrikan komik tempat dia bekerja diartikan sebagai suara yang merugikan. Ruginya dimana, tidak jelas. Yang jelas ini menandakan pabrikan komik yang menciptakan karakter-karakter terkenal seperti Spiderman, Batman dan superhero rekaan tersebut, anti terhadap aspirasi aksi 212 yang monumental itu. Mereka juga anti terhadap pesan Al-Qur’an 5:51.

Ardian mengonfirmasi ulang apa yang ia maksud di balik simbol-simbol itu yang dia cantumkan di karya seni komiknya itu. “Itu angka keadilan. Itu adalah angka cinta. Cinta saya pada Al-Quran, cinta saya pada Nabi terakhir, sang pembawa pesan. Cinta saya pada Allah, satu-satunya Tuhan,” ujarnya.

Ardian yang mengawali karier pada 2007, sudah dikenal oleh perusahaan komik internasional seperti Marvel dan DC. Ia pernah menggambar untuk dua perusahaan besar asal Amerika itu.

Tapi sejak ‘insiatifnya’ memasukkan ‘QS 5:51’ dan ‘212’ yang merupakan simbol dari Al-Maidah ayat 51 serta aksi demo 212, namanya ‘tercoreng.’ Ia bahkan mengaku kariernya berakhir, melalui unggahannya di akun Facebook pada Senin (10/4) lalu.

“Hai dunia, karier saya sudah berakhir sekarang. Itu adalah konsekuensi dari apa yang saya lakukan, dan saya menerimanya. Tolong jangan ada lagi ejekan, debat, jangan ada lagi kebencian. Saya harap semuanya damai,” demikian ia mengawali statusnya di Facebook.

Ardian melanjutkan dengan mengonfirmasi ulang apa yang ia maksud di balik simbol-simbol itu. “Itu angka keadilan. Itu adalah angka cinta. Cinta saya pada Al-Quran, cinta saya pada nabi terakhir, sang pembawa pesan. Cinta saya pada Allah, satu-satunya Tuhan.”

Marvel, pabrikan komik yang berbasis di Amerika itu telah bereaksi. Mereka menarik komik itu dari peredaran. Dan Ardian akhirnya disingkirkan dari tempat kerjanya.

Lucunya ketika karakter Jokowi disisipkan Ardian di serial komik mutan Yahudi itu, tidak ada reaksi sesadis ini.

Bagaimana pun, kini publik beramai-ramai menyatakan simpati dan dukungan kepada seniman dari Tulungagung itu. Mereka berdiri sepenuhnya melawan arogansi minoritas licik di dunia. (sdr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *