Nusantarakini.com, Jakarta –
Bila kita membaca sejarah bangsa ini terutama Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, sebuah momen bangkitnya anak-anak muda dari semua suku dan agama di Indonesia, sebuah semangat persatuan dan kesatuan yang melenyapkan kotak-kotak.
Kita akan menemukan satu kelompok yang ikut membidani lahirnya Sumpah Pemuda, mereka adalah Jong Batak atau Jong Bataks Bond. Demikian yang disampaikan Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO), Bastian P Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya kepada Nusantarakini.com Jakarta (29/3/2017).
Menurut Bastian, berdasarkan anggaran dasar ada beberapa poin yang melatarbelakangi lahirnya Jong Bataks Bond, secara umum berdirinya organisasi ini berlandasakan ke-Batakan dan Ke-Indonesiaan.
“Misalnya upaya mengangkat kembali budaya gotong royong kuno yang dikenal nama Raron atau dalam literatur bahasa Toba disebut Marsiurupan. Kehadiran Jong Batask Bond di masa perjuangan merupakan bukti nyata bahwa Jong Batak berperan aktif dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Bastian menjelaskan.
Bastian melanjutkan, beberapa pemuda Batak kemudian menjelma menjadi pejabat negara. Sejarah mencatat Amir Syarifuddin Harahap dan Burhanuddin Harahap pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia. Sejarah juga mencatat beberapa Jong Batak menjadi Pahlawan Nasional, sebut saja A.H Nasution, Adam Malik Batubara, serta masih banyak lagi Jong Batak yang berperan melawan kolonialism dan imperialisme, serta bentuk penjajahan Asing terhadap Bangsa Indonesia.
“Catatan sejarah itu memberi gambaran bahwa Jong Batak dimasa lalu merupakan patriot bangsa, tidak bisa dibeli apalagi menjual bangsa dan negaranya sendiri,” terang Bastian.
“Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO) berharap Jong Batak di masa ini agar meneladani mereka, bukan malah menjadi perpanjangan tangan neo-imperialisme dan neo-kolonialisme. Jong Batak sejati akan selalu bersama rakyat dan membela kepentingan rakyat apapun profesinya dan dimanapun ia berada, sementara Jong Batak secara biologis namun tidak secara ideologis akan bersikap sebaliknya,” tambahnya.
Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO), sambung Bastian, mengajak serta menghimbau Jong Batak untuk membaca sejarah, meneladani, dan tak lupa mengimplementasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jong Batak harus menyadari bahwa anak-cucu bangsa ini dalam ancaman besar, anak-anak pribumi terancam tidak memiliki apapun dinegeri sendiri nantinya, padahal mereka pewaris tunggal tanah air Indonesia.
“Bangkitlah Jong Batak, jadilah patriot bangsa yang tidak bisa dibeli oleh bangsa Asing manapun, mari jadikan anak-anak Pribumi sebagai tuan dinegeri sendiri,” tandasnya. [mc]