Nusantarakini.com, Jakarta –
BILA USIA TELAH SAMPAI 40 TAHUN
Allah Ta’ala berfirman :
حَتَّى إَذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“…Sehingga apabila dia telah dewasa dan usianya sampai 40 tahun, ia berdoa : “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat amal shalih yang Engkau ridhai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir terus sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada-Mu dan sungguh aku termasuk orang muslim” (QS. Al-Ahqaf [46] : 15).
Bila Usia 40 Tahun,
Maka manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosi, maupun spiritualnya. Ia telah meninggalkan masa mudanya dan melangkah ke masa dewasa yang sebenar-benarnya…
Bila Usia 40 Tahun,
Maka hendaknya manusia memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian, semakin meneguhkan tujuan hidup, menjadikan uban sebagai peringatan dan semakin memperbanyak syukur…
Bila Usia 40 Tahun,
Maka meningkatnya minat seseorang terhadap agama, sedangkan semasa mudanya jauh sekali dengan agama. Banyak yang mulai menutup aurat dan mengikuti kajian-kajian agama. Jika ada orang yang telah mencapai usia ini, namun belum ada juga minatnya terhadap agama, maka bisa jadi pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya di dunia…
Bila Usia 40 Tahun,
Maka tidak lagi banyak memikirkan “masa depan” keduniaan, mengejar karir dan kekayaan. Tetapi sudah jauh berpikir tentang nasibnya kelak di akhirat…
Bila Usia 40 Tahun,
Jika masih gemar melakukan dosa dan maksiat, mungkin meninggalkan shalat, berzina, atau menghabiskankan waktu yg tidak ada manfaatnya untuk akherat bahkan berdosa (seperti musik-2 yg melalaikan kpd Allah, banyak bercanda yg kadang dibumbui kebohongan, dll), maka akan lebih sulit baginya untuk berhenti dari kebiasaan tersebut…
Bila Usia 40 Tahun,
Maka perbaikilah apa-apa yang telah lewat dan manfaatkanlah dengan baik hari-hari yang tersisa dari umur yang ada, sebelum ruh sampai di tenggorokan. Ingatlah menyesal kemudian tiada guna…
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak bagus dan tidak dapat mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke Neraka”.
Imam Malik rahimahullah berkata :
“Aku dapati para ahli ilmu di negeri kami mencari dunia dan berbaur dengan manusia hingga datang kepada mereka usia 40 tahun. Jika telah datang usia tersebut kepada mereka, mereka pun meninggalkan manusia (yaitu lebih banyak konsentrasi untuk meningkatkan ibadah dan ilmu)”. (At-Tadzkiroh hal 149).
Imam asy-Syafi’i rahimahullah tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat.
Jika ditanya, maka beliau menjawab :
“Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir.
Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar.
Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar.
Komitmenku sekarang seperti itu juga.
Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia.
Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia.
Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk-pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku.
Di antara aku dan dia ada Allah”.
Abdullah bin Dawud rahimahullah berkata :
“Kaum salaf, apabila diantara mereka ada yang sudah berumur 40 tahun,_
ia mulai melipat kasur, yakni tidak akan tidur lagi sepanjang malam, selalu melakukan shalat, bertasbih dan beristighfar. Lalu mengejar segala ketertinggalan pada usia sebelumnya dengan amal-amal di hari sesudahnya”(Ihya Ulumiddin IV/410).
Wahai Saudaraku, bagaimanakah dgn diri kita (sama2 muhasabah QS. 59:18)
Yaa Allah..Yaa Robbi.
Berilah keberkahan dalam kehidupan kami..
Keberkahan dlm Ilmu kami..
Keberkahan dlm Ibadah kami…
Keberkahan dlm Diinul Islam kami
Keberkahan dlm keluarga kami
Keberkahan dlm Pekerjaan & Rezki kami..
Aamiin Ya Alloh
[mc]
*Buya Nurman, Hikmah Kajian Isyroq