Ketika Kita Tidak Berdaya untuk Tidak Durhaka Kepada Allah. Bagaimana Itu Terjadi?

Nusantarakini.com, Jakarta – Kita menghadapi zaman supremasi Iblis. Segala hal telah diatur dengan prinsip dan semangat Iblis. Yaitu kedurhakaan kepada Allah dan penyesatan menuju neraka.

Supremasi Iblis ini diwujudkan oleh manusia yang durhaka kepada Allah dan taat dan memuja Iblis. Di seluruh negara di dunia ini, hampir semuanya menerapkan aturan yang esensinya durhaka kepada Allah. Kedurhakaan ini dibuat dengan beragam dalih. Ada dalih untuk kepentingan manusia, kepentingan nasional maupun kepentingan demokratis.

Dalam situasi semacam ini, memang beratlah untuk tegak menjaga diri dan keluarga selamat dari api neraka. Sebab neraka itu sendiri telah dihadirkan secara umum di tengah-tengah manusia. Bahkan mereka yang berusaha melepaskan diri dari terkaman neraka itu, dicap sebagai manusia yang aneh dan pantas untuk disingkirkan.

 

Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ ناراً وقودها النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عليها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لاَّ يَعْصُونَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]:6)

Lalu apakah kita akan “tawakkal” untuk masuk neraka bersama keluarga karena tidak kuat menyelamatkan diri dari perangkap Iblis yang telah “bermutasi” menjadi manusia-manusia yang berkuasa di muka bumi?

Sekali lagi amat berat untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka. Mulut kita boleh komat-kamit berzikir kepada-Nya, tapi diri kita dan keluarga kita selalu terancam oleh api neraka melalui jeratan sistem Iblis yang digelar dalam kehidupan kita.

Lihatlah kita sendiri yang tidak bisa selamat dari makanan haram, pendapatan haram, lingkungan haram dan teman-teman yang bermain haram? Lihatlah anak-anak kita yang tumbuh dari makanan haram, dididik dari pendidikan dan lingkungan durhaka kepada Tuhan dan orang tuanya, melayani eros dan ego saja, dan tumbuh dalam lingkungan yang durhaka kepada Tuhan. Fisik, akal dan jiwa mereka tumbuh dari hal-hal yang haram yang diproduksi oleh orang tua mereka.

Suasana semacam itulah yang kita hadapi sehingga amat beratlah menyelamatkan diri dan keluarga dari apu neraka. Kita perlu bertindak ekstrem memutuskan hubungan dengan lingkungan yang telah sarat durhaka kepada Allah saat ini agar kita dapat selamat dari api neraka. Jika tidak, sehari kita menjauh dari kedurhakaan, sehari berikutnya kita tak berdaya untuk tidak durhaka kepada Allah akibat melanggar terus perintah dan larangan-Nya. (sed)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *