Nusantarakini.com, Jakarta – Dari akhir 2016 hingga awal 2017, tampaknya umat Islam belum berhenti untuk diaduk-aduk. Buat apa sebenarnya mereka melakukan ini? Siapa sebenarnya master mind dari kegilaan ini?
Segerelah mataku tertuju pada mereka yang diuntungkan dari situasi ini.
Sejak zaman rezim pilpres dan pemilu langsung sekarang ini, pihak yang paling diuntungkan dari situasi yang ditanggung Indonesia ini adalah para konglomerat.
Karakter mereka yang rakus terlihat nyata tatkala pilpres berlangsung pada 2014 yang silam. Mereka berubah wajah dari makhluk ekonomi yang rakus menjadi makhluk politik yang ganas.
Entah kenapa, pada merekalah perasaanku mengatakan bahwa umat yang diaduk-aduk hari ini, tidak terlepas dari mereka.
Mereka mungkin tidak bekerja sendirian, tapi bekerjasama dengan kaki tangan-kaki tangan mereka.
Bukanlah hal yang aneh jika konglomerasi telah menjelma menjadi oligarki di bumi nusantara ini. Banyak partai telah tergadai di tangan mereka. Mereka para oligarkh itu, dapat beternak penguasa di berbagai kedudukan di negeri ini. Nyatanya itulah yang terjadi.
Umat harus dapat mengendalikan permainan yang tengah mengaduk-aduk mereka dan saatnya mengarahkan anak panah ke okigarkh pengecut yang bersembunyi di balik wajah-wajah tak dinyana. (sed)