Jokowi Membangkitkan Romantisme NASAKOM. Ini Analisanya

Nusantarakini.com, Jakarta-

Ideologi NASAKOM yang dicanangkan oleh Bung Karno (BK) begitu berjayanya pada tahun 1965 sebelum pecahnya pemberontakan G 30S-PKI. Ideologi ini ditopang tiga kekuatan besar yakni Partai Nasionalis Indonesia (NAS), Partai Nahdatul Ulama (A), dan Partai Komunis Indonesia (KOM).

Karena  NASAKOM bertentangan dengan Ideologi Pancasila, maka partai dan ormas Islam sangat menentang ideologi gabungan yang didukung oléh PNI,  PNU dan PKI tersebut. Sehingga penentangan partai dan ormas Islam ini menimbulkan sikap kebencian  amat sangat pro pendukung NASAKOM, sehingga memunculkan tuntutan pembubaran partai dan ormas Islam.

PKI saat itu sedang di puncak kekuasaan dan begitu mesra dengan BK, menyerukan permusuhan secara terang-terangan terhadap umat Islam. Dalam pidatonya di depan peserta Kongres CGMI, organisasi onderbouw PKI, DN Aidit menyerukan jika tidak mampu membubarkan HMI, maka kader PKI sebaiknya memakai kain sarung saja. Namun apa yang terjadi pasca kegagalan pemberontakan G 30 S-PKI, para pendukung NASAKOM dibasmi TNI dan dikenakan kafan.

Lebih setengah abad yang lalu, kini romantisne NASAKOM dibangkitkan kembali oleh rezim Jokowi. Indikasinya  tampak jelas:

1. Dimunculkan kembali konsep Pancasila 1 Juni yang menempatkan sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ pada sila kelima yang berbunyi ‘Ketuhanan yang berbudaya’.

2. Bangkitnya paham komunis dalam kehidupan politik  dan ekonomi dengan ditandai hubungan mesra pemerintah Jokowi dengan pemerintah Cina.

3. Dibenturkannya umat Islam yang dianggap  anti kebhinekaan dan intoleran. Rezim. Sedangkan ormas agama lain NU Said Agil (SA) dan Anshor dirangkul sebagai bagian kelompok pendukung.

Selain ketiga indikasi ini, kebangkitan Ideologi NASAKOM semakin diperjelas dalam pidato sambutan Megawati pada Ulang tahun PDIP yang menyudutkan umat Islam. Dampak pidato itu telah memantik benturan di bawah, di antaranya tuntutan pembubaran ormas Islam (FPI) yang selama kritis terhadap rezim.

Kejadian-kejadian pada masa rezim Jokow ini mengingatkan kita kembali romantisne kejayaan ideologi NASAKOM yang ditunjang tiga kekuatan politik.
*Martimus Amin, Pengamat politik dan Hukum. (mc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *