Nusantarakini.com, Jakarta-
SINDIRAN AHOK BAHWA DIRINYA “PAHLAWAN DEMOKRASI”, BISA JADI BERMAKNA ANCAMAN PADA JOKOWI
by Faizal Assegaf
Pernyataan Ahok bahwa dirinya adalah pahlawan demokrasi dan merasa tidak malu sebab bukan diadili sebagai koruptor, dapat tafsir sebagai sindiran kepada Jokowi.
“Saya akan sedih, malu kalo saya duduk (di kursi pengadilan) karena korupsi. Ini mah saya anggap pahlawan demokrasi,” ujar Ahok.
Banyak pihak telah memprediksi, bila Ahok nantinya dijatuhkan hukuman penjara, tidak mustahil ia akan bertindak brutal membeberkan skandal APBD DKI.
Apalagi sudah terlihat dengan jelas, Ahok terus berjuang agar lolos dari tuntutan hukum. Wajar sebab masuk penjara adalah kiamat politik, semua karirnya akan hancur berantakan.
Ahok yang terkenal sporadis, gelap mata dan meledak-ledak, maka dalam kondisi terjepit dirinya dapat bertindak nekat, berbalik menyerang Jokowi.
Manuver yang mengguncang Istana adalah kasus TransJakarta. Bila kasus ini dibeberkan, pengaruhnya dapat berakibat serius bagi kelangsungan kekuasaan Presiden Jokowi.
Dengan demikian Ahok benar akan tampil sebagai pahlawan demokrasi. Sebaliknya jika Jokowi terlibat skandal TransJakarta sudah otomatis menjadi pihak paling dipermalukan oleh Ahok.
Ihwal itu Ahok dengan enteng mengatakan, “Saya minta, pengadilan akan panjang, tiap Selasa saya duduk. Di kursi itu, yang saya pikir ini singgasana. Kenapa? Saya gak salah kok,” kata Ahok.
Ungkapan “di kursi itu, yang saya pikir ini singgasana”, adalah ekspresi kekecewaan yang terdalam. Bisa jadi, sesungguhnya Ahok ingin menegaskan: “Saya bermimpi jadi Wapres mendampingi Jokowi, tapi kini justru terancam masuk penjara”.
Bagaimana dengan sikap Jokowi?
Saya kira Jokowi tidak akan tinggal diam. Kasus RS Sumber Waras yang kini parkir di KPK akan menjadi senjata pamungkas untuk menyerang Ahok.
Dalam politik, segala rupa ancaman dan saling jegal bisa terjadi, kemarin kawan, besok menjadi lawan adalah tergantung pada kepentingan dan situasi yang dihadapi.
*Faizal Assegaf, Ketua Progres 98 (*mc)